PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah kelembagaan atau instansi apapun administrasi merupakan faktor yang sangat penting untuk keteraturan kegiatan yang akan mempengaruhi kemajuan instansi tersebut. Administrasi pendidikan sangat penting dalam mempersiapkan situasi belajar di sekolah, agar pendidikan dan pengajaran berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan teknologi yang berkembang pada masyarakat yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai agar tujuan pendidikan dapat tercapai untuk mencetak generasi yang berkwalitas.
Sebagaimana telah dituangkan dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2005, yang menyatakan :
bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah supaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kwalitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila.[1]
Inti pokok pendidikan serta tujuan tersebut untuk membentuk dan membina manusia seutuhnya yang berkwalitas dan mandiri serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pendidikan perlu perhatian yang sangat khusus dan besar dalam semua dimensinya itu sendiri, baik dimensi-dimensi pendidikan, penyelenggaraan, maupun kwalitas penyelenggaraan itu sendiri, demi tercapainya tujuan yang telah diinginkan.
Pencapaian tujuan pendidikan nasional menuntut propesionalisme pada setiap unsur pelaksanaan pendidikan di sekolah, baik dari segi tenaga teknis edukatif maupun administrasi serta propesionalisme pimpinan sekolah selaku manajer administrasi dan supervisor harus bisa menjalankan programnya secara efektif dan efesien maka proses administrasi pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik dan terarah. Jika administrasi pendidikan di suatu sekolah telah berjalan dengan baik dan terarah maka tercapai pula tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
Lebih lanjut jika diamati lebih dekat, sekolah-sekolah yang maju, terkenal, dan ternama menjadi sekolah terfavorit atau teladan, maka keberhasilan sekolah mereka dalam proses pembinaan siswanya tidaklah hanya tergantung pada kemampuan propesionalisme gurunya, akan tetapi karena ada mekanisme kerja yang baik, teratur dan terarah dari keseluruhan struktur pelaksanaan sekolah tersebut yang terangkum dalam pengaturan administrasi yang baik dan benar.
MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin merupakan salah satu lembaga pendidikan atau sekolah yang menyelenggarakan kegiatan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan dengan berbagai upaya agar sekolah tersebut lebih baik dan maju, di antaranya berusaha meningkatkan kualitas dalam proses pelaksanaan administrasi di sekolah tersebut, peningkatan administrasi pendidikan dapat dilakukan melalui misalnya peningkatan jumlah guru kelas maupun guru bidang studi baik dari kualitas dan kuantitasnya, kualitas tenaga tata usaha serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang berpengaruh dalam kegiatan administrasi merupakan alat penunjang yang untuk mencapai tujuan berdasarkan kemajuan dan perkembangan teknologi.
Melalui observasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin penulis melihat dari berbagai aspek diantaranya, kemampuan tenaga pendidik yang kurang professional, permasalahan peserta didik dalam proses pembelajaran yang membutuhkan solusinya, sarana fasilitas yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai diantaranya keterbatasan buku paket, alat peraga dan perangkat lainnya seperti media pengajaran yang seharusnya dipakai sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan administrasi pendidikan di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin. untuk diteliti lebih lanjut dan penulis angkat dalam judul, Pelaksanaan Administrasi Pendidikan di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
B. Identifikasi Masalah
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui observasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin. Penulis menyimpulkan identifikasi masalah yang terjadi diantaranya dalam proses kegiatan pelaksanaan administrasi yang masih kurang maksimal baik dari personal, kurikulum sarana prasarana dan hubungan antara sekolah dengan masyarakat (wali murid), sehingga menjadi problem-problem yang terjadi dalam proses pelaksanaan administrasi di sekolah
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan administrasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin?
2. Apa problema yang dihadapi dalam pelaksanan administrasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin?
3. Upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi problem pelaksanaan administrasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin?
D. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun ruang lingkup pembahasan adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan proses pelaksanaan administrasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan administrasi terhadap mutu pendidikan di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin
2. Untuk mengetahui problem dalam pelaksanaan administrasi pendidikan di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin ?
3. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi problem pelaksanaan administrasi di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin ?
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai :
- Secara teoritis diharapan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan perbendaharaan ilmu pengetahuan
- Hasil penelitian lapangan dan riset ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi instansi terkait dalam proses pelaksanaan administrasi dalam peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
- Melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S.1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko.
G. Sistematika Penulisan
Guna untuk mempermudah, mempelajari, memahami, serta mengetahui pokok bahasan proposal ini, maka akan dideskripsikan dalam sistematika yang terdiri dari bagian halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, landasan teori, prosedur penelitian, jadwal penelitian dan daftar pustaka.
H. Landasan Teori
- Deskripsi Teori
Administrasi pendidikan mengandung dua pokok pikiran yaitu administrasi dan pendidikan. Administrasi berasal dari bahasa latin ad yang berarti ke dan ministrare yang berarti mengatur, memelihara. [2]
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi atau kegiatan kantor dan tata usaha. [3]
Menurut Sondang P. Siagian MPA. Ph.D, admnistrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan rasionalitas tertentu, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. [4]
Djumberansyah Indar mendefenisikan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan adalah suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik (memberi dan menerima pengetahuan) dan dengan penyesuaian diri ini akan terjadi perubahan-perubahan pada diri manusia yang kemudian potensi-potensi pembawaan (kekuatan, bakat, kesanggupan dan minat) bertumbuh dan berkembang sehingga terbentuklah berbagai macam abilitas dan kapabilitas. [5]
Ditegaskan lagi oleh Ahmad D. Marimba, menyatakan pengertian pendidikan sebagai berikut :
bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama meliputi unsur-unsur : a) usaha(kegiatan), usaha yang bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar, b) ada pendidik, pembimbing atau penolong, c) ada yang dididik atau si terdidik, d) bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan, e) dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.[6]
Jadi administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal. [7]
Daryanto menyatakan komponen-komponen administrasi pendidikan secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Administrasi personal sekolah
2) Adminstrasi kurikulum
3) Administrasi sarana dan prasarana pendidikan
4) Administrasi siswa
5) Kerja sama sekolah dan masyarakat[8]
a. Administrasi Personal Sekolah
Personal pendidikan adalah semua individu yang terlihat secara aktif dalam kegiatan penyelenggara pendidikan. Di dalam dunia pendidikan personel sekolah meliputi personel bidang edukatif seperti kepala sekolah dan guru, dan personel non edukatif (administrasi) meliputi karyawan sekolah seperti penjaga sekolah,tukang sapu, pengantar sekolah dan lain sebaganya.
Kepala sekolah merupakan personel bidang edukatif, jadi kepala sekolah merupakan sentral pengendalian sekolah yang paling utama. Agar sekolah yang dipimpin bisa berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang direncanakan, maka ada beberapa tanggung jawab kepala sekolah yang harus dijalankan dalam seluruh kegiatan sekolah antara lain :
1) Kegiatan mengatur proses belajar mengajar
2) Kegiatan mengatur kesiswaan
3) Kegiatan mengatur personalia
4) Kegiatan mengatur peralatan pengajaran
5) Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan sekolah
6) Kegiatan mengatur keuangan
7) Kegiatan mengaturhubungan sekolah dengan masyarakat[9]
Guru merupakan personel edukatif yang kedua setelah kepala sekolah. Pendidik disebut juga guru yaitu orang yang digugu dan di tiru, menurut Ramayulis guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. [10]
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, berwibawa, karena kewibawaan merupakan kelengkapan mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena dia berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial karena guru akan disegani dan dan ditiru oleh anak didik. Keberhasilan seorang guru di dalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauh mana mereka mengembangkan kecakapan siswanya.
Martinis Yamin menyatakan guru professional harus memiliki persyaratan yang meliputi :
a) Memiliki bakat sebagai guru
b) Memiliki keahlian sebagai guru
c) Memiliki keahlian yang baik
d) Memiliki mental yang sehat
e) Berbadan sehat
f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
g) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila
h) Guru adalah seorang warga Negara yang baik.[11]
Proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang guru tentunya harus menyiapkan bahan ajar dengan menggunakan cara yang tepat. Metode dan alat pendidikan yaitu cara dan segala apa saja yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian.
b. Administrasi Kurikulum
Tidak kalah pentingnya perhatian terhadap kurikulum sebagai salah satu komponen administrasi pendidikan yang merupakan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan.
Kurikulum adalah suatu rencana untuk memberikan kesempatan-kesempatan belajar pada orang lain untuk dididik sedangkan kurikulum pendidikan agama adalah “mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.[12]
Martinis Yamin menyatakan pengertian kurikulum, salah satu kurikulum yang dipakai dalam dunia pendidikan nasional sekarang dari kurikulum yang telah disempurnakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mana dalam kurikulum ini penekanan kurikulumnya bukan mengejar target materi tetapi memaksimalkan proses dalam pembelajaran dan pengembangan kompetensi siswa. Apalah arti bila manteri tercapai dengan proses yang tidak maksimal, akan tetapi dengan proses pembelajaran yang maksimal akan membuahkan hasil yang berkwalitas. [13]
Administrasi kurikulum pada dasarnya mencangkup bidang-bidang yang sangat luas yaitu melalui perencanaan kurikulum yang dilakukan di tingkat Depdiknas sampai pada pelaksanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum di persekolahan. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah proses administrasi kurikulum sekolah yang meliputi kegiatan pengolaan pelaksanaan kurikulum seperti pengolaan pengajaran, evaluasi program pengajaran dan evaluasi hasil belajar siswa.
c. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi,sertaalat-alat dan media pendidikan.[14]
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menujang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah sekaligus untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan sekolah.[15]
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga agar memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif meliputi kegiatan pengolaan kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris, dan pengapusan serta penataan. Dengan demikian kegiatan pengolaan sarana dan prasarana yang baik maka akan menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi guru maupun murid yang berada di sekolah.
d. Administrasi Siswa
Untuk kenyamanan siswa di sekolah perlu diatur atau dikelolah terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah. Pengelolaan atau keadministrasian siswa bukan hanya mencatat data siswa saja akan tetapi meliputi aspek yang sangat luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut manajemen kesiswaan memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan seperti penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Pengolaan siswa bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan seperti kegiatan siswa disekolah yang merupakan program sekolah maupun kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan religius, keilmuan, olahraga, pramuka, yang memiliki esensi dan makna yang sangat penting terhadap siswa sebagai sarana dalam upaya menyalurkan hobi, kebebasan dan prestasi siswa, tujuannya adalah membentuk pribadi seseorang (siswa), supaya dapat menemukan jati diriya mengenai problem atau masalah yang sedang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan studinya di sekolah. Oleh karena itu, hakekat dari kegiatan ekstrakulikuler dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai pribadi, kepemimpinan dan mental yang bersumber dari jati diri seseorang dalam rangka mengarahkan dan membina kepribadian siswa agar terbiasa dengan pola hidup yang disiplin, bertanggung jawab dan lain-lain.
Dalam administrasi siswa peserta didik merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan. Peserta didik merupakan orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun perimbangan bagian-bagian yang lain.
Oleh sebab itu sekolah harus memahami fase-fase yang sedang dialami oleh setiap peserta didik. Menurut pendapat Nur Uhbiyah ada tiga periodisasi pertumbuhan pertumbuhan anak antara lain sebagai berikut :
a) Periodesasi pertumbuhan yang berdasarkan biologis
b) Periodesasi pertumbuhan yang berdasarkan didaktis
c) Periodesasi pertumbuhan yang berdasarkan psikologis. [16]
Menurut Syamsul Nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik antara lain :
a) Peserta didik bukanlah maniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
b) Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan petumbuhan
c) Peserta didik adalah mahluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh factor bawaan maupun lingkungan di mana ia berada
d) Peserta didik merupakan dua unsure utama jasmani dan rohani, usur jasmani memiliki daya fisik dan unsure rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
e) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. [17]
Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh sekolah/pendidik diantaranya :
a) Kebutuhan fisik
b) Kebutuhan sosial
c) Kebutuhan untuk mendapat status
d) Kebutuhan mandiri
e) Kebutuhan untuk berprestasi
f) Kebutuhan ingin disayangi dan dicintai
g) Kebutuhan untuk curhat
h) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup. [18]
Agar seorang pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka harus memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya Ada beberapa ciri-ciri yang dialami anak yang mengalami problema belajar antara lain :
a) Kesulitan menulis (disgrafia)
b) Kesulitan membaca (disleksia)
c) Kesulitan berhitung (diskalkulia)
d) Anak lamban belajar
e) Anak dengan gangguan emosi dan prilaku
f) Anak dengan gangguan komunikasi
g) Anak dengan gangguan kesehatan gizi
h) Anak dengan gangguan gerakan anggota tubuh
i) Anak dengan gangguan penglihatan
j) Anak dengan gangguan pendengaran
k) Anak dengan gejala autisme/khayal sendiri.[19]
Munawir Yusuf menyatakan ada bebarapa gejala-gelaja yang terlihat pada siswa yang mempunyai masalah di dalam proses belajar mengajar antara lain :
a) Tidak dapat mengikuti pelajaran seperti yang lain
b) Sering terlambat atau tidak menyelesaikan tugas
c) Menghindari tugas-tugas yang agak berat
d) Ceroboh atau kurang teliti dalam banyak hal
e) Acuh tak acuh atau masa bodoh
f) Menampakkan semangat belajar yang rendah
g) Tidak mampu berkonsentrasi, berubag-ubah
h) Perhatian terhadap objek singkat
i) Suka menyendiri, sulit menyesuaikan diri
j) Murung
k) Suka memberontak, agresif
l) Hasil belajar rendah[20]
e. Kerja Sama Sekolah Dan Masyarakat
Komunikasi di dalam administrasi sekolah adalah suatu proses penyampaian suatu berita/ide kepada orang lain baik secara inter maupun ekstern, secara konep hubungan ini sangat luas dan kompleks dan beranekaragam dan dalam pelaksanaan sekolah biasanya menggunakan kombinasi secara lisan dan tulisan dan operasionalnya bias secara formal dan informal. Beberapa jalur yang dapat ditempuh dalam hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:
a) Anak /murid
b) Surat-surat selebaran dan bulletin sekolah
c) Mass media (media massa)
d) Pertemuan informal
e) Laporan kemajuan murid (rapor)
f) Kontak formal
g) Memanfaatkan Sumber-Sumber Yang Tersediadi Masyarakat
h) Badan Bantuan Penyelenggara Pendidikan[21]
1. Kerangka Berfikir
Jika dalam proses pelaksanaan administrasi pendidikan dilaksanakan oleh sekolah dengan lebih baik bila mana semua komponen-komponen pendidikan dapat dipenuhi dan dilaksanakan berdasarkan fungsinya baik dari kepala sekolah pendidik, peserta didik maupun semua yang terkait di dalamnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
Sebagai contoh dalam administrasi kerja sama antara masyarakat (wali murid) bila mana di sekolah mengadakan acara yang berhubungan dengan wali murid sekolah mengundang dengan selebaran surat undangan maka wali murid banyak yang hadir bila dibandingkan dengan undangan hanya melalui titipan lisan kepada murid, karena informasi yang akan di sampaikan kepada orang tua terkadang murid lupa dan salah dalam penyampaiannya.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan, jika administrasi sekolah bisa di jalankan sesuai dengan fungsinya dengan baik dan benar sekolah dapat mengetahui mana surat keluar dan mana surat yang masuk, jika surat keluar yang diberikan kepada wali murid, wali murid dapat mengetahui dengan jelas apa, kapan, dimana, perihal dan lain-lain yang ada pada surat undangan tersebut.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan. Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta membenarkannya.
Ada perbedaan yang sangat siknifikan bagi sekolah dengan menggunakan cara selebaran surat undangan kepada wali murid dengan jelas perihal surat tersebut sehingga wali murid banyak yang hadir dibandingkan dengan titipan pesan kepada murid dan terkadang murid menyampaikan kepada orang tuanya ada yang terlupakan dan ada juga yang ditambahkan.
I. Prosedur Penelitian
- Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin dengan menggunakan penelitian secara ilmiah. Oleh karena itu lingkup penelitian ini berkisar antara permasalahan-permasalahan pendidikan yang terjadi di MA tersebut, khususnya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses administrasi pendidikan. Sesuai dengan lingkupnya, maka penelitian ini bersifat menggambarkan sesuatu hal menurut apa adanya yang terjadi di lapangan secara jelas sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan.
Penulis menggunakan data penelitian lapangan. Jenis penelitian yang dimaksud disini adalah jenis pengumpulan data yang dimana penulis langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya sebagai bahan kajian data.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Beni Ahmad Saebani metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah.[22]
- Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang akan diteliti akan diambil dengan menggunakan teknik snowball sampling (bola salju). Snowball sampling yaitu peneliti memilih responden secara berantai, jika pengumpulan data dari responden kesatu sudah selesai, peneliti minta agar responden tersebut memberikan rekomendasi untuk responden kedua, lalu yang kedua juga memberikan rekomendasi responden ketiga dan selanjutnya. [23]
Dalam penelitian ini penulis menetapkan objek informan diantaranya kepala Sekolah, para guru dan anak didik. Subjek dalam penelitian sebagain didatangi dan diwawancarai dan sebagian lain penulis observasi secara langsung.
- Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang dipergunakan untuk memperoleh data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek, baik secara langsung maupun tidak langsung. [24]
Dengan metode ini penulis mengadakan pengamatan langsung kelokasi penelitian, kemudian mencatat gejala-gejala yang terjadi di lapangan, kemudian penulis mengambil klasifikasi dari semua data yang telah terkumpul.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pernyataan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. [25]
Dari pengertian tersebut menujukkan tujuan penelitian, yaitu dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan sipenjawab atau responden selanjutnya mencatat hasil komentar yang tepat dan benar. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data yang akurat dari beberapa sumber, yakni kepala sekolah, tenaga pengajar bidang studi agama, serta peserta didik disekolah dasar tersebut, dan mengambil atau mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Hal ini penulis lakukan untuk memperoleh data yang sedalam-dalamnya, melalui wawancara dengan kepala sekolah guru, siswa ke serta staf tata usaha MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir sehingga diperlukan suasana dialogis, kekeluargaan dan komunikatif.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengabdian suatu peristiwa penting dengan film, gambar, tulisan, prasasti dan lain-lain sebagai dokumen. [26] Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang berkenaan dengan jumlah murid, keadaan sarana dan prasarana yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data verbal yang berbentuk tulisan yang ada di MA As-salamah Desa Suko Rejo Kecamatan Margo Tabir meliputi :
a) Historis dan geografis.
b) Struktur organisasi.
c) Keadaan sarana dan prasarana.
d) Keadaan guru dan siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah terkumpul dari penelitian haruslah diolah sedemikian dapat dipergunakan oleh siapapun saja terutama dalam mengambil keputusan dan kesimpulan dari data tersebut. Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis data, kemudian menyempurnakan data sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan disusun secara sistematis untuk memudahkan bagi penulis untuk menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang telah ditemukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1) Analisis Domain
Analisis Domain adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian. [27] Dalam penelitian ini metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berkaiatan dengan gambaran umum sekolah tersebut yang mencangkup sejarah, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, kedaan siswa-siswi, dari semua itu merupakan unsur-unsur yang harus ada dalam penelitian ini.
2) Analisis Taksonomi
Analisis Taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti yang dapat diuraikan secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi.[28] Penggunaan analisis taksonomi ini penulis menjelaskan beberapa masalah peristiwa yang terjadi di lapangan yang menyangkut pelaksanaan administrasi pendidikan, hal ini meliputi tentang bagaimana cara menjalankan administrasi yang baik dan permasalahan sekarang yang dialami.
3) Analisis Kompensional
Analisis kompensional adalah analisis yang dilakukan untuk mencari perbedaan atau yang kontras dari penelitian”. [29] Melalui analisis kompensional ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari data hasil wawancara yang bersifat umum atau domain sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh atau sempurna
4) Analisis Tema Budaya
Analisis Tema Budaya adalah upaya mencari benang merah yang mengintergrasikan lintasan dokumen yang ada. [30]
Analisis ini penulis memfokuskan perhatian pada beberapa domain data yang lebih baik dari semua data yang ada. Setelah itu dengan analsis taksonomi dan koponensial peneliti mempokuskan perhatiannya pada beberapa domain saja guna melacak secara lebih rinci dan meluas lagi guna menemukan tema-tema yang keberadaannya termanifestasi (perwujudan) atau menjelma secara luas dalam sejumlah domain atau keseluruhan domain.
5. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian dilapangan, maka penulis menyusun agenda sebagai berikut :
No | Jenis Kegiatan | B u l a n | |||||||||||
1 | II | III | |||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1. | Pembuatan /Pengajuan Proposal | | | | | | | | | | | | |
2. | Perbaikan Hasil Seminar | | | | | | | | | | | | |
3. | Pengurusan Izin Riset | | | | | | | | | | | | |
4. | Penjajakan Lapangan | | | | | | | | | | | | |
5. | Pelaksanaan Riset | | | | | | | | | | | | |
6. | Penulisan Skripsi | | | | | | | | | | | | |
7. | Perabaikan Pembimbing | | | | | | | | | | | | |
8. | Penggandaan Skripsi | | | | | | | | | | | | |
[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Bandung: Citra Umbara, 2006, hal. 1
[2] Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Citra, hal. 1
[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, hal. 9
[4] Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Citra, hal. 7
[5] Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama, hal. 20
[6] Hasbullah, Dasar-DasarPendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 3
[7] Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Citra, hal. 10
[8] Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Citra, hal. 29
[9] Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Citra, hal. 81
[11] MartinisYamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006, hal. 24
[12] Ridwan Ahmad Ridwan, Pengembangan Kurikulum PAI. Bangko: STAI Syekh Maulana Qori Bangko, hal. 22
[15] Joko Muhammad Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal. 65
[16] Nur Uhbiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, hal. 92
[19] Munawir Yusuf dkk , Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar hal. 7
[20] Munawir Yusuf dkk Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar hal. 9
[21] Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Citra, hal. 77
[22] Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008. hal. 122
[23] Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian, hal. 126
[24] Mohamad Ali, Penelitian Kependidikan, Bandung: Angkasa, 1982, hal. 91
[25] Amirul Hadi dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998, hal. 135
[26] Pius A Partanto dkk, Kamus Ilmiah Populer, hal. 121
[27] Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian, hal. 202
[28] Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian, hal. 203
[29] Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Gaung Persada, 2008, hal. 226
[30] Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian hal.203