Teknologi fermentasi dan Manfaatnya bagi Biotik



KATA PENGANTAR

Puji  Syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya  penulis,sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal.makalah ini yang merupakan salah satu tugas mata kuliah biologi tentang teknologi Fermentasi dan manfaatnya bagi biotik. Penyusunan makalah ini tentunya tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan selesainya makalah ini, maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bu Ribo, dosen pengampu mata kuliah Belajar dan Biologi. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada kami baik moril maupun materil sehingga terselesainya makalah ini dan Teman-teman STKIP YPM Bangko.
Peneliti berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tentang Evaluasi Belajar dan pembelajaran khususnya bagi penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
                                                                                                            Bangko, 30 Maret 2015

Penulis







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

   Fermentasi dapat digolongkan kedalam salah satu bioteknologi dalam bidang pangan. Pengolahan makanan dan bahan makanan mealui bioteknologi menghasilkan aneka macam pangan dan bahan pangan hasil fermentasi yang digunakan secara luas. Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal dari Bahasa Latin “fervere” yang berarti merebus (to boil). Arti kata dari Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih. Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-bijian. Gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik terhadap kandungan gula.
Perkembangan fermentasi diawali saat  Pasteur melakukan penelitian mengenai penyebab perubahan sifat bahan yang difermentasi,sehingga dihubungkan dengan mikroorganisme dan akhirnya dengan enzim. Dan dilanjutkan oleh , Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907,menunjukkan bahwa fermentasi dapat berlangsung dalam larutan gula dengan menggunakan cairan yang diekstraksi dari sel – sel khamir yang telah mati.
Meskipun fermentasi sering dihubungkan dengan pembentukan gas yang disebabkan oleh mikroorganisme yang hidup, pada saat ini pembentukan gas maupun terdapatnya sel mikroorganisme hidup tidak merupakan kriteria yang esensial. Dalam beberapa proses fermentasi misalnya fermentasi asam laktat, tidak ada gas yang dibebaskan. Fermentasi dapat juga berlangsung (meskipun jarang terjadi) dengan menggunakan ekstrak enzim yang berfungsi sebagai katalisator reaksi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.       Bagaimana sifat – sifat dari fermentasi ?
2.       Bagaimana prinsip kultivasi mikroba dalam sistem cair?
3.      Bagaimana desain bioreactor ?



BAB II
PEMBAHASAN
(Teknologi Fermentasi Dan Manfaat Bagi Biotik)



A.    Pengertian

Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau aplikasi tertua dari bidang bioteknologi.  Pada mulanya istilah fermentasi digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob. Bangsa Somaria dan Babilon kuno sudah mengkonsumsi minuman beralkohol seperti bir sejak 6000 tahun sebelum masehi. Bangsa Mesir sudah mulai membuat adonan Kue Asam sejak tahun 4000 sebelum masehi. Sedangkan di negara-negara Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa lalu dan dibuat melalui proses fermentasi
Fermentasi merupakan proses pengubahan bahan organik menjadi bentuk lain yang lebih berguna dengan bantuan mikroorganisme secara terkontrol. Mikroorganisme yang terlibat diantaranya adalah bakteri, protozoa, jamur atau kapang atau fungi dan, ragi atau yeast. Contoh proses fermentasi adalah pembuatan tape, tempe, kecap, oncom, roti, brem, keju, dan yogurt.Untuk menghasilkan suatu produk fermentasi tertentu, dibutuhkan kondisi fermentasi dan jenis mikroba dengan karakteristik tertentu juga. Oleh karena itu, diperlukan keadaan lingkungan, substrat (media), serta perlakuan (treatment) yang sesuai sehingga produk yang dihasilkan menjadi optimal.
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan: 
 Mikroba sebagai inokulum
Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal.
Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba.


B.     Sifat Fermentasi
Fermentasi terbagi dua tipe  berdasarkan tipe kebutuhan akan oksigen yaitu tipe aerobic dan anaerobic.
1.      Tipe  Fermentasi Aerobik
Adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan oksigen. Semua organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan, dimana organism itu berada. Mikroorganisme adalah organisme yang memerlukan energi tersebut. Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna glukosa menghasilkan air , karbondioksida, dan sejumlah besar energi.
2.     Tipe Fermentasi Anaerobik
        Adalah fermentasi yang pada prosesnya tidak memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen jadi hanya sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi, karbondioksida dan air , termasuk sejumlah asam laktat , asetat, etanol, asam volatile,alcohol, dan ester.
         Pada tipe – tipe tersebut harus diperhatikan perubahan secara mikrobiologi dalam makanan dimana mikroba bersifat fermentatatif dapat mengubah karbohidrat dan turunannya menjadi alcohol, asam, dan karbondioksida, disusul dengan mikroba proteolitik dapat memecah protein dan komponen nitriogen kimia, sehingga menghasilkan bau busuk yang tidak diinginkan. Sedangkan mikroba lipolotik akan menghidrolisa lemak , fosfolipid, dan turunannya dengan menghasilakan bau tengik. Bila alcohol dan asam yang dihasilkan mikroba cukup tinggi, maka pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik dapat dihambat . adi pada prinsipnya fermentasi adalah menumbuhkan pertumbuhan mikroba pembentukan alcohol dan asam, dan menekan pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik.
Pada fermentasi anaerob, zat-zat organik dikatabolisme tanpa kehadiran oksigen yang berarti tidak adanya akseptor elektron eksternal melainkan melalui keseimbangan reaksi oksidasi-reduksi internal. Produk dihasilkan selama proses penerimaan elektron yang dilepaskan saat pemecahan zar-zat organik. Oleh karenanya zat-zat organik tersebut berperan sebagai akseptor dan donor elektron. Pada fermentasi, substrat hanya dioksidasi sebagian dan oleh karena itu hanya sedikit energi yang bisa dihasilkan. Glukosa sebagai substrat akan melepaskan elektron saat dirubah menjadi piruvat, namun elektron tersebut kemudian akan diambil piruvat untuk menjadi etanol
Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi asam laktat:  C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 asam laktat + 2 ATP
Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik. Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol) ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:
 C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa
      Sumber energi dalam kondisi anaerobik Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel. Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang efisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.

C.    Prinsip Kultivasi Mikroba Dan Sistem Cair
  Mikroba berada dalam cairan yang mengandung nutrien sebagai substrat untuk tumbuh dan berkembang bercampur dengan produk-produk yang dihasilkan termasuk limbah. Yang dimaksud dengan mikroba secara umum, merupakan organisme yang sangat sederhana. Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan mikroba bersel tunggal. Nutrien dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal mikroba harus tercampur merata (homogen) pada semua bagian fermenter. Untuk mendapatkan sistem fermentasi yang optimum, maka fermenter harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1.      Terbebas dari kontaminan
2.      Volume kultur relatif konstan (tidak bocor atau menguap)
3.      Kadar oksigen terlarut harus memenuhi standar.
4.     Kondisi lingkungan seperti: suhu, pH harus terkontrol. Stirred tank reactor system model yang banyak dipakai.

1). Sterilisasi
Bahan atau peralatan yang dipergunakan kultivasi mikrobiologi harus dalam keadaan steril artinya bahan atau peralatan tersebut bebas dari mikroba. Baik yang akan mengganggu media atau menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.
Sterilisasi yang umum dilakukan adalah :
a)       Sterilisasi secara fisik
   Dengan menggunakan udara panas atau uap air panas dengan tekanan tinggi. Misalnya dengan penggunaan autoklap dengan temperatur 121˚C dengan tekanan 15 lbs. Waktu yang diperlukan tergantung banyak sedikitnya bahan atau medium yang disterilkan, umumnya berkisar antara 15 sampai 20 menit.
b)      Sterilisasi secara kimia
  Senyawa kimia yang banyak digunakan adalah larutan CuSO4, AgNO3, HgCI2, dan ZnO serta alkohol dengan kadar antara 50 – 75% karena cepat menyebabkan koagulasi protein mikroba. Larutan garam seperti NaCI (9%), KCI (11%) dan KNO3 (10%) dapat digunakan karena tekanan osmotiknya yaitu dehidrasi protein pada substrat. Sedang asam kuat dan basa kuat dapat digunakan karena dapat menghidrolisis isi sel mikroba. Larutan KmnO4 (10%) dan HCI (1,1%) dapat mengoksidasi substrat. Sedang larutan CuSO4 digunakan untuk algisida. Khlor dan senyawa khlor digunakan sebagai desinfektan terutama pada tempat penyimpanan air. Juga larutan formalin atau formaldehida dengan kadar antara 4 -20%.

2)      Nutrisi yang diperlukan mikroba
    Mikroba memerlukan nutrien sebagai sumber materi dan energy untuk menyusun komponen sel seperti genom, membrane plasma dan dinding sel. Bentuk nutrient yang diperlukan bermacam-macam, tergantung jenis mikrobanya, misalnya kebutuhan karbon untuk jasad fotoautotrof dalam bentuk CO2, sedangkan bagi jasad kemoorganotrof dalam bentuk bahan organic. Dengan mengetahuia keperluan nutrien mikroba para ilmuwan dapat melakukan penelitian untuk menentukan peranan mikroba di alam dan kegunaannya dalam kehidupan manusia
.
3)      Kondisi fisik yang diperlukan untuk pertumbuhan
    Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik di lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai. Ada 5 parameter lingkungan yang utama yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba yaitu temperature, kelembaban (RH), kadar oksigen, pH dan osmosis
·    Temperatur
    Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh temperatur, maka pola pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperature juga me pengaruhi laju pertumbuhan dan penambahan jumlah sel. Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolic serta morfologi sel.  Setiap mikroba tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka mikroba ada yang bersifat Psikrofilik yang tumbuh pada 00 dampai 200 C,  Mesofilik yang tumbuh pada 20sampai 450 C dan  Termofilik yang tumbuh pada temperature 450 sampai 800 C. Temperatur inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat (12 sampai 24 jam) dikenal sebagai temperatur pertumbuhan optimum.
·         Kondisi atmosfer seperti kadar oksigen, RH dan tekanan udara
           Mikroba memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons terhadap oksigen bebas dan atas dasar ini maka mikroba dibagi menjadi empat yaitu aerobik (memerlukan oksigen), anaerobik (tumbuh tanpa oksigen molekuler), anaerobic fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobic dan anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh bila ada sedikit oksigen atmosferik). Beberapa mikroba bersifat anaerobik obligat, bila terkena oksigen akan terbunuh, oleh karena itu untuk menumbuhkan mikroba anaerobic diperlukan teknik khusus agar tercapai keadaan anaerob. Keperluan penumbuhan jasad anaerob obligat dapat dipenuhi dengan menggunakan alat yang disebut anaerobic jar.
·      Konsentrasi ion hydrogen (pH)
pH optimum bagi kebanyakan mikroba terletak antara 6.5 sampai 7,5. Bagi kebanyakan mikroba pH minimum dan maksimum antara 4 sampai 9. Pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh pH karena nilai pH sangat menentukan aktivitas enzim. Bila mikoba di kultivasi di dalam suatu medium yang mula-mula pH-nya 7 maka kemungkinan pH ini akan berubah. Pergeseran pH ini dapat sedemikian besar sehingga menghambat pertumbuhan. ,Pergeseran pH dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga atau bufer dalam medium. Bufer merupakan senyawa yang dapat menahan perubahan pH misalnya KH2PO4 dan K2HPO4. Beberapa bahan nutrisi medium seperti pepton mempunyai kapasitas bufer. Perlu atau tidaknya suatu medium diberi bufer tergantung kepada maksud penggunaannya dan dibatasi oleh kapasitas bufer yang dimiliki senyawa-senyawa yang digunakan.
·         Tekanan osmosis
Tekanan osmosis adalah besarnya tekanan minimum yang diperlukan untuk mencegah aliran air yang menyebrangi membran di dalam larutan. Contohnya : jika larutan 10 % sukrosa di dalam kantong membran dialysis diletakkan dalam air dalam gelas maka molekul air yang ada dalam gelas akan mengalir ke dalam kantong analisis. Besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah aliran molekul air dalam gelas ke dalam kantong dialisis merupakan nilai tekanan osmosis larutan sukrosa tersebut.  Berdasarkan tekanan osmosanya maka larutan tempat pertumbuhan mikroba dapat digolongkan atas larutan hipotonis, isotonis dan larutan hipertonois. Mikroba biasanya hidup di lingkungan yang bersifat agak hipotonis sehingga air akan mengalir dari lingkungannya ke dalam sel sehingga sel menjadi mengembang kaku. Adanya dinding sel dapat mencegah pecahnya sel mikroba. Untuk menum buhkan dan mengembangbiakkan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut media. Keragaman  yang luas dalam hal tipe nutrisi di antara mikroba diimbangi oleh tersedianya berbagai  media yang banyak macamnya untuk kultivasi. Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu,yaitu:
a.       Media mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan  mikroba.
b.      Media mempunyai tekanan osmosa , dan  PH yang sesuai untuk mikroba.
c.          Media harus dalam keadaan steril
·         Bentuk media
Bentuk media ditentukan oleh ada tidak adanya penambahan zat pemadat seperti agar, gelatin. Berdasarkan bentuk dikenal tiga jenis media yaitu media padat, cair dan semi padat. Media  cair yaitu media berbentuk cair yang tidak mengandung agar, misalnya nutrien broth. Umumnya media cair digunakan untuk menambah biomassa sel . Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat. Media cair dipergunakan untuk penumbuhan bakteri, ragi dan mikroalga. Biasanya pada teknologi fermentasi, medium atau substrat digunakan bahan dasar yang mengandung karbon. Oleh karena itu, kebanyakan berasal dari tumbuhan dan sedikit dari produk hewani. Sebagai contoh; biji-bijian (grain), susu (milk). Natural raw material berasal dari hasil pertanian dan hutan.Karbohidrat; gula, pati (tepung), selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara umum mikroba dapat ditumbuhkan dengan menggunakan medium padat atau medium cair. Banyak produk pangan yang dibuat dengan menggunakan mikroba biasanya dipergunakan untuk tempe, tape, oncom dan berbagai jamur untuk konsumsi. Sebaliknya, banyak pula produk mikrobia yang hanya dapat dihasilkan dan dipanen dengan cara menumbuhkan pada medium cair, misal antibiotik, etanol, asam-asam amino. Kultivasi mikroba dapat dilakukan dengan dua macam teknik meliputi kultur batch (kultur tertutup) dan kultur kontinyu (sinambung).
·         Sistem fermenter tertutup dan terbuka
1.      Tertutup, semua nutrien ditambahkan pada awal fermentasi dan pada akhir fermenetasi dikeluarkan bersama produknya. Sebagai contoh: pembuatan bir (brewing), antibiotik, dan enzym.
2.      Terbuka, secara kontinyu (terus menerus) terjadi pemasukan medium kultur dan pengeluaran medium bersama produk. Dalam kultivasi mikroba menggunakan teknik kultur kontinyu/sinambung, mikroba ditumbuhkan secara terus menerus pada fase paling optimum untuk fase pertumbuhan yaitu fase eksponensial dimana sel membelah diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat mengikuti kurva logaritmik. Hal ini dilakukan dengan memberi nutrisi secara terus menerus sehingga mikroba tidak pernah kekurangan nutrisi. Sebagai contoh: SCP (petrokimia).
·       Tipe Fermenter ada 2: septis dan aseptis.
Fermenter berdasarkan tipenya dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1.      Septis untuk pembuatan pengembang roti, bir (brewing).
2.      Aseptis untuk memproduksi fine porduct seperti: antibiotik, asam amino,  polisakarida dan single cell protein (SCP).
·         Skala fermenter
Fermenter berdasarkan skala produksinya dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1.      Skala kecil (small scale); untuk industri rumah tangga (home industri)
2.       Skala besar (large scale); untuk industri skala besar (petrokimia industri). Masalah utama fermenter untuk produksi skala besar adalah pemerataan medium kultur dalam fermenter. Harus homogen artinya medium kultur harus tercampur merata

Makalah Filsafat Pendidikan, Ontologi epistemologi dan asiologi

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya seh...