Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ filsafat pendidikan islam” yang berjudul “ ontology, epistemologi dan asiologi filsafat pendidikan”
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata ilmu komunikasi, karena tanpa bimbingan beliau, penulis akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan makalah ini.
Namun, dibalik semua itu selaku manusia biasa, penulis tidak luput dari kekurangan dan kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca. Amin………
Bangko, 18 maret 2020
Penulis
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….!
DAFTAR ISI………………………………………………………...!!
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1
Latar belangkang masalah……………………………………..1
Rumusan masalah……………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………..3
- Ontologi……………………………………………………3
- Epistemologi……………………………………………….5
- Penting nya epistemologi……………………………...6
- Sasaran epistemologi pendidikan……………………..7
- Aksiologi…………………………………………………..8
- Filsaafat nilai…………………………………………..8
- Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi………………9
D. FILSAFAT PENDIDIKAN……………………………………….10
1. Pengertian filsafat …………………………………....10
2. Pendidikan filsafat pendidikan…...……..……………10
- Pendidikan dan filsafat pendidikan…………………..11
BAB III KESIMPULAN…………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin, Filsafat pendidikan islam, Jakarta : PT Bumi aksara,
2010
Ihsan, Hamdani & A. Fuad ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung
: Cv Pustaka setia, 2007.
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Gaya Media
Pratama, 2005.
Kattosof , Lois o., Pengantar filsafat, Yogyakarta : Tiara wacana,
2004.
Prasetya, Filsafat pendidikan, Bandung : cv pustaka setia, 1997.
Rizal Mustansyir & Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Yogyakarta :Pustaka
pelajar, 2010.
Suhartono , Suparlan, Filsafat pendidikan, Jakarta : Ar-ruzz media,
2009.
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo persada,
2010.
Praja, Juhaya s., Pengantar Filsafat Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang masalah
Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada, menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebat- akibat. Yaitu, ada manusia, ada alam, dan ada cusa prima dalam suatu hubungan menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan. Atau suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesata ini, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya. Oleh karena itu perhatian kita yang penuh dan dan tertinggi dalam teori pendidikan yang mengandung permasalahan filisofis utama adalah ontologi, yaitu studi realitas yang tertinggi. Pengetahuan melalui metode ilmiah bagaimanakah kita dapat mengetahui tentang apakah yang dinamakan alam itu.
Epistemolgi berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos”. “Episteme” aartinya pengetahuan (knowledge), “logos” artinya teori. Dengan demikian epistemology secara epistemologis berarti teori pengetahuan. Objek material epistemology adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Dalam epistemoogi dengan pengamatan dan pengalaman dapat di peroleh pengetahuan indrawi, hal-hal yang bersifat metafisis dapat diketahui dengan akal intuisi. Masalah epistemologis bersangkutan dengan pertanyaaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Epistemologi adalah bidang filsafat nilai yang secara khusus mempersoalkan pengetahuan tentang nilai ‘kebenaran’ dan otomatis juga mempersoalkan tentang bagaimana ‘cara’ mendapatkannya.
Istilah axiology berasal dari kata axios dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai. Aksiologi adalah studi tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dinamakan oleh setiap insan. Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan.
Filsafat berasal dari bahasa yunani: philosophia.dari kata philosophia ini kemudian banyak diperoleh pengertian-pengertian filsafat, baik dari segi pengertiannya secara harfiah atau etimologi maupun dari segi kandungannya. Dalam beberapa hal, filsafat pendidikan itu dapat disingkat dalam bentuk formula. Dan formula ini kemudian dijadikan semacaam semboyan atau selogan. Salah satu tugas kita mempelajari filsafat pendidikan adalah antara lain untuk menyelamatkan formula-formula dan pikiran-pikiran yang mengandung unsur-unsur pendidikan itu yang terungkap dan tercetus sebagai selogan dan semboyan
- Rumussan masalah
Pembahasan dalam makalah ini dibatasi dalam beberapa pembahasan, diantaranya:
- Apa pengertian ontologi?
- Apa yang dimaksud epistemologi?
- Apakah pengertian aksiologi?
- Apa pengertian filsafat pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
( Ontologi, Epistemologi, Aksologi filsafat pendidikan )
- ONTOLOGI
Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada, menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebat- akibat. Yaitu, ada manusia, ada alam, dan ada cusa prima dalam suatu hubungan menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan. Atau suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesata ini, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya. Ontology merupakan salah satu di antara lapangan-lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula pikiran Barat sudah menunjukan munculnya perenungan dibidang ontology. Yang tertua di segenap filusuf barat yang kita kenal adalah orang yunani yang bijak dan arif yang bernama thales. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan sesuatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu adalah satu Zat (monoisme) ataukah kekuatan pencipta Dua Zat ( Dualisme) atau banyak Zat (Pruralisme). Dan apakah roh, bilamana kekuatan itu besifat kebendaan, paham ini di sebut materialism dan bila bersifat roh, paham ini disebut spiritualisme (serba roh).
Memang fiisafat itu meliputi berbagai macam permasalahan. Adapun masalah yang utama yaitu masalah tentang kenyataan, realitas, yang nyata dari sesuatu. Yang menjadi titik persoalan ialah kita harus memcahkan permasalahan realitas secara tepat, karena konsepsi kita tentang realitas, mengontrol pertanyaaan tentang dunia kita ini. Oleh karena itu perhatian kita yang penuh dan dan tertinggi dalam teori pendidikan yang mengandung permasalahan filisofis utama adalah ontologi, yaitu studi realitas yang tertinggi.
Pengetahuan melalui metode ilmiah bagaimanakah kita dapat mengetahui tentang apakah yang dinamakan alam itu. Sekurang-kurangnya seorang penganut naturalisme akan mengatakan bahwa yang dinamakan alam secara sederhana ialah “ apa yang oleh ilmu pengetahuan empiris diterangkan sebagai demikian keadaannya” Alam tersebut dihadapkan kepada kita, dalam perjalanan pengalaman kita sehari-hari, dan kita mempelajarinya dengan metode-metode ilmiah biasa. Yaitu yang dinamakan kenyataan ialah apa yang di sajikan kepada kita oleh ilmu-ilmu alam. Lebih tepat bila kita berfikir bahwa alam merupakan istilah genus yang dapat diterapkan kepada segala hal. Ontologi dapat mendekati masalah hakekat kenyataan dari dua sudut pandang. Orang yang dapat mempertanyakan, “kenyataan itu tunggal atau jamak?” yang demikian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Atau orang dapat juga mengajukan pertanyaan, “Dalam babak terakhir, apakah yang merupakan kenyataan itu?” yang demikian ini merupakan pendekatan secara kualitatif.
- EPISTEMOLOGI
Epistemolgi berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos”. “Episteme” aartinya pengetahuan (knowledge), “logos” artinya teori. Dengan demikian epistemology secara epistemologis berarti teori pengetahuan. Istilah-istilah lain yang yang setara dengan epistemology adalah :
- Kriteriologi
- Kritik pengetahuan
- Gnosiologi
- Logika material
Objek material epistemology adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Persoalan-persoalan penting yang di kaji dalam epistemology berkisar pada masalah: asal-usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dengan keniscayaan, hubungan antara pengetahuan degan kebenaran dan bentuk-bentuk perubahan pengetahuan yang berasal dari konseptualisasi baaru mengenai dunia.
Dalam epistemoogi dengan pengamatan dan pengalaman dapat di peroleh pengetahuan indrawi, hal-hal yang bersifat metafisis dapat diketahui dengan akal intuisi. Seperti yang telah di jelaskan oleh Ibnu Thufail, bahwa ma’rifat itu dimulai dari panca indra dan dapat di peroleh dengan latiha-latihan rohani dengan penuh kessungguhan.
Masalah berikut yang di bahas oleh epistemolgi ialah apa yang menjadi tumpuan pengetahuan. Secara garis basar, ada dua sumber pengetahuan, yaitu pengalaman (empirisme) dan pemikiran (ratio). Yang pertama di kemukakan oleh empirisme dan yang kedua oleh rasionaslisme. Ada aliran yang memadukan kedua sumber itu sebagai tumpuan pengetahuan, yaitu kritisisme. Lain lagi Fenomenologi, aliran ini menentang kedua sumber dan menyatakan hakikat tumpuan pengetahuan.
Jika dihubungkan dengan teori idea plato yang menguraikan tentang idea, psike, dan empirie, maka sebagai tumpuan pengetahuan, empirisme menunjuk kepada empirie; rasonalisme mengarah kepada psike, kritisisme menyatukan empirie dan psike, sedangkan fenomenologi cenderung kepada idea. Jika dikaitkan dengan unsur pengetahuan yang meliputi pengamatan, sasaran, dan kesadaran, maka sebagai tumpuan pengetahuan, empirsme mengisme menujuk pengamatan, rasionalisme mengarah kepada kesadaran, kritisisme memadukan pengamatan dan kessadaran, dan fenomenologi condong kepada sasaran (hakikat).
- Pentingnya epistemologi
Masalah epistemologis bersangkutan dengan pertanyaaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Sebelum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan, perlu diperhatikan bagaimana dan dengan sarana apakah kita dapat memperoleh pengetahuan. Jika kita mengetahui batas-batas pengetahuan, kita tidak akan mencoba untuk mengetahui hal-hal yang pada akhirnya tidak dapat diketahui. Sebenarnya kita baru dapat menganggap mempunyai suatu pengetahuan setelah kita meneliti pertanyaan-pertanyaan epistemology. Masalah epistemology mempunyai banyak segi penyelesaian masalah epistemologi tergantung apa yang di ajar kan olehseorang ahli psikologi kepada kita.
- Sasaran epistemologi pendidikan
Epistemologi adalah bidang filsafat nilai yang secara khusus mempersoalkan pengetahuan tentang nilai ‘kebenaran’ dan otomatis juga mempersoalkan tentang bagaimana ‘cara’ mendapatkannya. Jika diterapkan pada pendidikan berarti yang menjadi persoalan pokoknya adalah pengetahuan yang benar yentang pendidikan atau kebenaran pendidikan, dan sekaligus bagaimana ‘cara’ penyelenggaraannya secara benar.
Pemahaman aspek epistemologi pendidikan berfungsi sebgai landasan dasar pengembangan potensi intelektual sehingga pada waktunya dapat membuah kematngan inteelegensia. Kematangan intelegensia ini berposisi sentral dan karenanya juga bernilai guna didalam dan bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Epistemologi ilmu pengetahuan mempersoalkan tentang objek, metode, dan system untuk memperoleh nilai kebenaran. Oleh sebab itu pembahasan epistemologi pendidikan meliputi objek pendidikan, metode dan system penyelenggaraan pendidikan, serta pengetahuan tentang kenaran pendidikan itu sendiri.
- AKSIOLOGI
Istilah axiology berasal dari kata axios dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai. Dalam pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai nilai ini mengedepan dalam pemikiran plato mengenei ide tentang kebaikan. Atau yang lebih dikenal dengan summum bomum (Kebaikan tertiggi).
Aksiologi adalah studi tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang dinamakan oleh setiap insa. Nilai yang dimaksud adalah:
- Nilai jasmani : nilai yang terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai guna.
- Nilai rohani : nilai yang terdiri atas nilai intelek,nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi.
Nilai-nilai diatas tersusun dalam suatu system yang berurutan, yaitu dari nilai hidup – nilai nikmat – nilai guna selanjutnya niai intelek – nilai estetika – nilai etika – nilai religi. Nilai hidup aalah nilai dasar, yaitu sesuatu yang dikejar manusia bagi kelangsungan hidupnya. Sedangkan nilai religi adalah nilai utama, yaitu sesuatu yang didambakan oleh manusia untuk kemuliaan dirinya.
- Filsafat nilai
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Di dunia ini terdapat banyak cabang pengetahuan yang bersangkutan ddengan masalah-maasalah nilai yang khusus, seperti ekonoomi, estetika, etika, filsafat agama dan epistemologi. Epistemologi bersangkutan dengan masalah kebenaran, etika bersangkutan dengan masalah kebaikan (dalam arti kesusilaan), dan astetika bersangkutan dengan masalah keindahan. Di atas adalah contoh-contoh mengenai tanggapan penilaan semuanya bersifat pisitif.
- Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi
Pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab dengan macam cara: orang dapat dapat mengatakan bahwa:
- Nilai sepenuhnya berhakekat subjektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku yang keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka. Yang demikian ini dapat dinamakan subjektivitas
- Nilai-nilai merupakan kenyataan-kenyataan di tinjaau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut merupakan esensi-esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Pendirian ini dinamakan objektivisme logis.
- Nilai-nilai merupakan unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan . yang demikian disebut objektivisme metafisik.
- FILSAFAT PENDIDIKAN
- Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani: philosophia.dari kata philosophia ini kemudian banyak diperoleh pengertian-pengertian filsafat, baik dari segi pengertiannya secara harfiah atau etimologi maupun dari segi kandungannya. Menurut prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari bahasa yunani yang tersusun dari dua kata philein dalam arti cinta dan shopos dalam arti hikmat (wisdom).
Dari pengertian secara etimologi itu, ia memberikan definisi filsafat sebagai berikut:
- pengetahuan tentang hikmah
- pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
- mencari kebenaran
- membahas dasar-dasar apa yang dibahas
Dengan demikian ia berpendapat bahwa inti sari filsafat ialah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terkait pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar perrsoalannya.
- Pengertian filsafat pendidikan
Apabila ditanya, apakah filsafat pendidikan ? maka untuk menjawab pertanyaan ini, digunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu:
- Menggunakan pendekatan tradisional.
- Menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.
Pada pendekatan pertama digunakan untuk memecahkan problem hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya, sedangkan pada pendekatan yang kedua, digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.
- Pendidikan dan Filsafat Pendidikan
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan pembuatan dari generasi tua untuk megalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnyadalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya. Pendidikan itu adalah suatu disiplin dari berbagai macam bagian komponen. Bagian-bagian ini menjadi demikian bermacam ragam dan bersepesialisasi, akan tetapi , betapapun juga, tidak selau mengambil tempat yang sama besarnya didalam segala arah dan segi pada waktu yang sama.
Dalam beberapa hal, filsafat pendidikan itu dapat disingkat dalam bentuk formula. Dan formula ini kemudian dijadikan semacaam semboyan atau selogan. Tetapi semboyan-semboyan itu sering pula disalah tafsirkan. Salah satu tugas kita mempelajari filsafat pendidikan adalah antara lain untuk menyelamatkan formula-formula dan pikiran-pikiran yang mengandung unsur-unsur pendidikan itu yang terungkap dan tercetus sebagai selogan dan semboyan.
BAB III
KESIMPULAN
- Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada, menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebat- akibat. Yaitu, ada manusia, ada alam, dan ada cusa prima dalam suatu hubungan menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan
- Epistemolgi yaitu berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos”. “Episteme” aartinya pengetahuan (knowledge), “logos” artinya teori. Dengan demikian epistemology secara epistemologis berarti teori pengetahuan.
- Aksiologi adalah berasal dari kata axios dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai. Dalam pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai nilai ini mengedepan dalam pemikiran plato mengenei ide tentang kebaikan.
- Filsafat pendidikan mempunyai 2 (dua) pendekatan, yaitu:
- Menggunakan pendekatan tradisional.
- Menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.
Pada pendekatan pertama digunakan untuk memecahkan problem hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya, sedangkan pada pendekatan yang kedua, digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.