Studi Kawasan Islam di afrika timur, Asia tenggara, dan Cina




 BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Islam disebarkan di funj tidak hanya oleh elite politik dan masyarakat pedagang, tetapi juga didukung oleh migrasi sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci di bebagai daerah di funj. Mereka adalah orang-orang suci yang secara local dikenal dengan faqis  merupakan sarjana dalam bidang Al-Quran, fikih dan tasawuf. Orang-orang suci ini kemudian mendirikan sekola-sekolah yang mengajarkan berbagai ilmu agama: tafsir, fikih, dan teologi.
            Islam di dakwahkan di Asia Tenggara melalui tiga cara:
Pertama, melalui dakwah pedagang Musllim dalam jalur perdagangan yang damai, kedua, melalu dakwah para da’i dan orang-orang suci yang datang dari India atau arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir, dan ketiga melalui kekuasaan atau peperangan dengan Negara-negara penyembah berhala.
            Cina memiliki sejarah meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahhun, sehingga termasuk nagara yang berperadapan tertua di dunia di samping India, Mesir, dan Mesopotamia. Pada masa ini, pertama kalinya orang-orang Muslim Cina dalam jumlah yang banyak melakukan ibadah Haji ke Mekah.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana penyebaran Islam di Afika Timur.?
2.      Ada berapa cara Islam melakukan dakwah di Asia Tenggara.?
3.      Bagaimana perkembangan Islam di Cina.?
BAB II
PEMBAHASAN
(Studi Kawasan Islam di afrika timur, Asia tenggara, dan Cina )

A.    Islam di Afrika Timur
            Pada kesempatan ini, kita akan membicarakan Islam di Afrika utara, kususnya Sudan. Dalam sejarahnya, sudan timur (Negara Ssudan Modern) memisahkan diri dari Sudan tengah. Sudan tiimur berutang kepada fakta bahwa Islam menyebar sampai ke Sudan timur dari Mesir. Arab menguasai mesir pada tahun 641 H. Gelombang arab pertama yang mendiami Mesir terjadi pada abad IX M. Kemudian terjadi perkawinan  antara arab pendatang dengan penduduk    pribumi.
            Pada tahun 1317, Gereja dongola di ubah menjadi Mesjid.  Kemudian Islam di sebaarkan hamper di setiap daerah, oleh setiap keturunan. Sementara itu, di funj terdapat kerajaan Kristen, pada tahun 1505 M., rajanya, Amara dunqas yang mendidrikan kota sinar  dari kota itu, dilakukan hubungan perdagangan dengan Mesir.
            Islam disebarkan di funj tidak hanya oleh elite politik dan masyarakat pedagang, tetapi juga didukung oleh migrasi sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci di bebagai daerah di funj. Pada abad ke-16, perlindungan di funj menarik bagi sarjana dari Mesir Afrika Utara, dan Arabia. Mereka adalah orang-orang suci yang secara local dikenal dengan faqis  merupakan sarjana dalam bidang Al-Quran, fikih dan tasawuf. Orang-orang suci ini kemudian mendirikan sekola-sekolah yang mengajarkan berbagai ilmu agama: tafsir, fikih, dan teologi.[1]

            Arabisasi dan Islamisasi Funj selanjutnya mengikuti perluasan Islam dan kerajaan-kerajaan di selatan dan di barat. Di Darfur pada abad-16, di dirikan kerajaan baru, Keira, l yang merupakan Negara kecil yang multi etnik. Antara tahun 1660 dan 1680, Sulaiman menjadikan Islam sebagai agama kerajaan, membangun mesjid-mesjid, dan menambahkan prinsip syariah dalam legimitasi, bahasa Arab di jadikan sebagai bahsa kearsipan.
            Pada akhir abad ke-18, abad Al-Rahman Al-Rasyid mengggabungkan sultan Darfur yang kemudian disebut Al-Fashir. Di Darfur timur, oranng-orang suci menikah dengan waanita setempat dan membuka tempat pengajaran beserta mesjid. Anak laki-laki tigal bersama faqis (sejenis pesantren) untuk belajar alumninya yang kembali ketempat asalnya kemudian mengajarkan agama.
            Demikianlahn, Islam di Sudan yang di sebarkan oleh orang-orang suci dari Mesir dan arab dengan pendekatan cultural dan structural. Pendekatan cultural diwujudkan dengan menyelenggarakan pendidikan agama disekolah-sekolah dan mesjid; dan melalui pemikiran para faqis dengan wanita setempat. Sedangkan pendekatan structural adalaah melalui usaha secara politik. Dukungan structural berhasil menjadikan bahasa Arab sebaggai bahasa kearsipan bahkan sultan mebentuk administrasi peradilan Islam.[2]

B.     Islam di Asia Tenggara
            Istilah Asia Tenggara yang dimaksud dalam tulisan-tulisan de Graaf, Roff, dan benda adalah wilayah-wilayah Islam di Indonesia, Malaysia (Semenanjung dan Kalimantan Utara). Adapun mengenai kedatangan Islam ke Asia Tenggara terdapat tiga pendapat.
            Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia tenggara langsung dari Arab, atau tepatnya Hadramaut.  Crawfurd menyatakan bahwa Islam yang dating ke   Asia Tenggara berasal dari Arab.  Keyzer berpendapat bahwa Islam yang datang ke Asia tenggara berasal dari Mesir yang bermazhab Syafi’i. sedangkan Nieman dan de Hollander bependapat bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggatara berasal dari Hadramaut karena keamaan mazhab yang di anut, yaitu mazhab Syafi,i. Di samping itu, Veth berpendapat bahwa Islam dibaw Islam yang datang ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui India, dan bukan abad ke-11, tapi abad ke-7.
            Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang datang  ke Asia Tenggara berasal dari India. Pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh Pinjnapel pada tahun 1872. Berdasarkan hasil penelaahnya, ia berkesimpulan bahwayang membawa Islam ke Asia Tenggara adalah orang-orang yang bermazhab Syafi’I dari Gujarat dan Malabar di India. Ia mennyatakan bahwa bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka di India Selatan adalah pembawa Islam di Asia teggara (Sumatera). Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh Morrison pada tahun 1951 dengan menunjuk tempat yang pasti di India, yaitu pantai Koromandel sebagai pelabuhan tempat bertolaknya pedagang Muslim dalam pelayaran mereka menuju Nusantara.[3]
            Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia Tengggara berasal dari Benggali, (kini Bangladesh). Sambil mengutip pendapat Tome Pires, Azra mengungkapkan bahwa benggali dan keturunannya. Pendapat ini di kemukakan oleh Fatimi. Namun, pendapat ini di bantah oleh Drewes yang mengatakan bahwa pendapat Fatimi hanya perkiraan belaka.
            Islam di dakwahkan di Asia Tenggara melalui tiga cara:
Pertama, melalui dakwah pedagang Musllim dalam jalur perdagangan yang damai, kedua, melalu dakwah para da’i dan orang-orang suci yang datang dari India atau arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir, dan ketiga melalui kekuasaan atau peperangan dengan Negara-negara penyembah berhala.

C.    Islam di Cina
            Cina memiliki sejarah meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahhun, sehingga termasuk nagara yang berperadapan tertua di dunia di samping India, Mesir, dan Mesopotamia. T’ai Tsung naik tahta pada tahun 626, empat tahun setelah Nabi Muhamma SAW dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah manuju Madinah. Pada waktu T’ai  Tsung mempertahankan dan mempersatukan Cina, Nabi Muhammad SAW baru meletakkan dasar-dasar Negara Islam. T’ai Tsung pada tahun 638 M., peran menolak memberikan bantuan kepada Yazdegerd yang pada waktu itu memerintah wilayah  yang sekarang termasuk Iran, Afganistan, dan Pakistan, yang memeinta pertolongan untuk melawan kekuatan baru, yaitu orang-orang Islam.
            Sasani dan Bizatium  merupakan kekuatan besar di sebelah barat. Jauh sebelum kebangkitan Islam, Sasani dan Bizatium telah datang ke istana Cina memlalui jalan  yang terkenal dengan jalur sutera, jalan perdagangan besar yang menghubungkan Cina dengan Konstantinopel terus ke Roma.[4] Pada tahun 651 M., ketika Syah Peroz meminta bantuan kepada Kao Tsung untuk melawan bangsa Arab, Kao Tsung menerima utusan khalifah Usman Bin Affan (khalifah ketiga).
            Pada tahun 750 M., Dinasti Umayah di jatuhkan oleh Dinasti Bani Abbas. Satu tahun kemudian, Tentara Muslim berhadapan dengan tentara Cina untuk pertama kali nya di Talas. Dengan bantuan orang-orang Turki, Umat Oslam dapa mengalahkan Tentara Cina. Sejak peristiwa itu, penguasaan Islam terhadap Asia Tengah semakin kukuh dan sebagian besar penduduknya memeluk Islam. Perkembangan selanjutnya, Jengis Khan menghancurkan Dinasti Abbasiah (1258) dan Dinasti Sung di Cina (1260). Mereka mendirikan Dinasti Yuan (1260-1268). Dinasti Yuaan berjasa dalam penyebaran Islam kepalaman Cina sehingga banyak orang Islam menduduki jabatan penting. Marcopolo mencatat  bahwa provinsi Yunnan di bawah orang-orang Mongol adalah Muslim dan mempunyai Gubernur seorang Muslim, Syamsuddin Umar.[5]
            Di bawah Dinasti Yuan, pakar-pakar Muslim, khususnya ahli perbintangan, mendirikan ovservatorium yang trerkenal di shensi (Shoanxi). Dan dibawah Dinasti Ming (1368-1644), Cina dan Dunia Islam mempunyai hubungan yang lebih erat. Pada masa ini, pertama kalinya orang-orang Muslim Cina dalam jumlah yang banyak melakukan ibadah Haji ke Mekah. Pada Zaman Dinasti Ming, juga terjadi penerjemaahan besar-besaran kitab-kitab yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Cina,dan masjid- masjid di bangun di Negeri Cina.
            Selama abad ke-19, terdapat pemberontakan-pemberontakan besar di Negeri Cina, dan pemberontakan-pemberontakan di Yunnan (1855-1873) oleh penduduk Muslim yang akhirnya di tumpas dengan kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi kebudayaan (1966), umat Islam yang merupakan minoritas sama sekali tidak menampakkan diri. Hubungan dengan sebagian umat Islam di Negeri lain mendingin.
BAB III
PENUTUB

A.    KESIMPULAN
1.   Islam disebarkan di funj tidak hanya oleh elite politik dan masyarakat pedagang, tetapi juga didukung oleh migrasi sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci di bebagai daerah di funj.
2.   Islam di dakwahkan di Asia Tenggara melalui tiga cara:
   Pertama, melalui dakwah pedagang Musllim dalam jalur perdagangan yang damai, kedua, melalu dakwah para da’i dan orang-orang suci yang datang dari India atau arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir, dan ketiga melalui kekuasaan atau peperangan dengan Negara-negara penyembah berhala.
3.   Cina dan Dunia Islam mempunyai hubungan yang lebih erat. Pada masa ini, pertama kalinya orang-orang Muslim Cina dalam jumlah yang banyak melakukan ibadah Haji ke Mekah. Pada Zaman Dinasti Ming, juga terjadi penerjemaahan besar-besaran kitab-kitab yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Cina,dan masjid- masjid di bangun di Negeri Cina.

B.     KRITIK DAN SARAN
Makalah ini disajikan dengan segudang kekurangan, oleh karenanya Saya berharap pengamatan yang teliti dari pembaca terhadap sistematika pembahasan, gaya bahasa dan kesesuaian tema dan isi dari makalah ini, sehingga menghasilkan saran dan keritik yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.


[1] Atang Abd. Hakim, JAih mubarok, Metodologi Studi Islam. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2004, Hal. 166
[2] Atang Abd. Hakim, JAih mubarok, Metodologi Studi Islam. Hal. 167.
[3]Atang Abd. Hakim, JAih mubarok, Metodologi Studi Islam Hal.  168.
[4] Atang Abd. Hakim, JAih mubarok, Metodologi Studi Islam Hal. 172.
[5] Atang Abd. Hakim, JAih mubarok, Metodologi Studi Islam Hal. 174.



DAFTAR PUSTAKA
Hakim Atang Abd. Jaih Mubarok, 2004, Metodologi Studi Islam. Bandung : PT Remaja Rosda karya
           

Makalah Filsafat Pendidikan, Ontologi epistemologi dan asiologi

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya seh...