DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 10
C. Batasan Masalah................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian................................................................. 10
E. Kegunaan Penelitian............................................................. 11
F. Sistematika Penulisan........................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan Guru Agama Dalam Pendidikan............................ 13
B. Upaya Guru Membelajarkan Siswa....................................... 15
C. Hubungan Guru Dengan Siswa............................................. 16
D. Pembinaan Tingkah Laku Siswa........................................... 19
E. Hal-hal Yang Mempengaruhi Sikap Siswa............................ 21
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel............................................................... 25
B. Instrumen Penelitian............................................................... 27
C. Prosedur Pengumpulan Data.................................................. 29
D. Teknik Analisis Data.............................................................. 30
E. Trianggulasi Data.................................................................... 31
E. Jadwal Penelitian.................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arti Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan diri, ketaatan, dan kepatuhan. Dari perkataan salamat, salm tersebut timbul ungkapan assalamu alaikum. Artinya (mengandung do’a dan harapan) semoga anda selamat damai sejahtera. Demikianlah analisis perkataan Islam, intinya adalah berserah diri , tunduk, patuh dan taat dengan sepenuh hati kepada kehendak Ilahi. [1]Islam adalah agama yang ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.[2] Dalam kedudukannya sebagai khalifah dan a’mirah, diketahui bahwa manusia bertugas menegakkan hukum-hukum dan melaksanakan aktivitas pembangunan (amal saleh), sedangkan kedudukan sebagai abadi diketahui bahwa segala usaha untuk melaksanakan fungsi kekhalifahan dan pemakmur dunia serta kemakmuran di bumi merupakan manifestasi ibadah (ubudyah) kepada Tuhan.[3]
Dalam proses melaksanakan tugas dan tanggungjawab, manusia dianugerahi dengan kemampuan dasar yang disebut fitrah. Fitrah merupakan citra asli manusia, yang berpotensi baik atau buruk dimana aktualisasinya tergantung pilihannya. Fitrah adalah citra asli yang dinamis, yang dapat pada system-sistem psikofisik manusia, dan dapat di aktualisasikan dalam bentuk tingkah laku.[4] Seperti Hadist riwayat Bukhari Muslim :
“Tidaklah manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka dua orang tua (ayah, ibu) mereka yang dapat mempengaruhi untuk beragama Yahudi, Nasrani, dan Majusi”
Kata fitrah disini memiliki kolerasi pengaruh yang dimiliki orang tua (Ayah, Ibu), kemana anak akan diciptakan, semuanya tergantung orang tua sebagai pendidik utama, orang yang lebih dekat dengan diri sang anak.[5] dan dapat di aktualisasikan dalam bentuk tingkah laku yang memiliki kecenderungan bertumbuh dan berkembang, secara bertahap kearah kesempurnaan manusia, baik diri aspek ruh, akal maupun fisik, struktur rental psikologis (rohaniah) atau disebut psychofisik, maka manusia dapat diarahkan pertumbuhan dan perkembangan melalui proses pendidikan.
Untuk memajukan kehidupan manusia, Tuhan memerintahkan untuk senantiasa berada dalam proses pendidikan sepanjang hidupnya (long life education). Manusia sebagai makhluk pacdagogik ialah makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat didik dan dapat mendidik, sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan ia dilengkapi dengan fitrah Allah, [6] berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pendidikan Islam lahir dan berkembang seiring dengan kemajuan Islam itu sendiri. Masyarakat Arab dimana Islam lahir dan pertama kali berkembang, kedatangan Islam lengkap dengan nilai-nilai dan usaha-usaha pendidikan yang dilakukan, terutama pada masa Nabi Muhammad SAW, sehingga periode awal munculnya Islam merupakan trasformasi besar.[7]Secara etimologi pendidikan dalam keislaman lebih popular dengan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah, irsyad, dan tadris. [8] Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Quran dan hadis. Pendidikan islam dapat dipahami dalam beberapa perspektif, yaitu : [9]
1. Pendidikan menurut Islam, atau pedidikan yang berdasarkan Islam, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang tekandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Quran dan hadis.
2. Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seorang.
3. Pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktif penyelenggaraan pendidikan yang beerlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam Dalam arti proses bertumbuh kembangnya Islam dan umatnya, baik Islam sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya dan peradaban sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sampai sekarang.
Muhammad SA. Ibrahim (Bangladesh) menyatakan bahwa pendidikan islam adalah Pendidikan islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan idiologi islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam[10]
Pendidikan Islam secara kultural pada umumnya berada dalam wujud peran, fungsi yang tidak berbeda semuanya bermaksud mengangkat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer of knowledgeand transfer for values, maksud ini semakin hari semakin dirasakan untuk direalisasikan terutama di era globalisasi. [11]Semangat globalisasi menurut Azyuhardi Azra bersumber dari Timur Tengah, khususnya Mekkah dan Madinah dan sejak akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 juga di Kairo, karena globalisasi yang muncul kepermukaan sejarah adalah bersifat religio – intelektual meski dalam kurun waktu tertentu juga diwarnai religio / politik.[12] Tetapi dalam perkembangan berikutnya gelombang dan semangat globalisasi yang melanda masyarakat dunia, termasuk Indonesia saat ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan berjalan secara pararel sebagai wujud dari tingginya tingkat budaya masyarakat yang pluralistik bahwa keterpurukan ilmu pengetahuan dalam dunia Islam secara makro masih menyisakan dinamisasi pemikiran dibidang teologi Islam. Pendidikan berfungsi sebagai sarana transformasi filsafat kepada masyarakat luas yang berperan mengarahkan tujuan pendidikan,merumuskan sarana dan metode guna mencapai tujuan pendidikan.
Fenomena sosial ini telah mengundang keprihatinan berbagai pihak dan menyuarakan pentingnya peningkatan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Dengan demikian, diketahui bahwa menghadapi hidup mengalami perubahan multi dimensi seperti sekarang ini, diperlukan adanya kepribadian mapan dan mantap sehingga manusia tidak mudah terpengaruh oleh kondisi dan situasi yang bagaimanpun bentuknya. Kepribadian yang dimaksud penulis adalah kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai keIslaman. Dengan kata lain, kepribadian tersebut dibentuk dan didorong oleh kekuatan keimanan.
Untuk menilai baik buruknya kepribadian seseorang atau mantap tidaknya kepribadian seseorang, akan tergambar dari sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, kepribadian itu akan terbaca lewat sikap dan cara hidup seseorang dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungan serta cara berhubungan dengan Allah SWT. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengatur tatanan kehidupan manusia dalam mencapai tujuan hidup yang mencerminkan nilai kepribadian yang Islami, Islam datang dengan ajaran yang dapat dijadikan sebagai pandangan hidup yang sempurna, khususnya dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah swt, dengan sesamanya dan dengan lingkungannya, yang diperoleh melalui suatu usaha yang disebut dengan pendidikan agama Islam.
Posisi pendidik yang sangat mulia itu sebagai konsekuensi atas posisi strategis pendididk ditengah komunitas masyarakat dimana profesi pendidik harus mendapatkan perhatian serius, yang harus memenuhi prasyarat dalam melakukan upaya preventif, yakni: Pendidik harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap anak didik serta mampu memperlakukan mereka sebagaimana anak sendiri, sifat kasih sayang pendidik pada akhirnya akan melahirkan keakraban, percaya diri dan ketentraman belajar, suasana yang kondusif inilah yang mempermudah proses transformasi dan transfer ilmu pengetahuan .
Pendidik melakukan aktifitas karena Allah SWT, Artinya pendidik tidak melakukan komersialisasi dunia pendidikan. Dunia pendidikan adalah sarana transfer ilmu yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang berilmu. Pendidik harus mampu memberi nasehat yang baik kepada anak didik, nasehat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, seperti pendidik harus mengarahkan murid dalam tahapan-tahapan belajar, nasehat itu juga bisa berbentuk warning orientasi belajar, yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah. Pendidik harus mampu mengarahkan anak didik kepada hal-hal yang positif dan mencegah mereka melakukan aktifitas yang dapat mempengaruhi pola pikiran dan pergaulan mereka, segala bentuk nasehat ini dilakukan dengan cara yang halus dan tidak melukai perasaaan.
Dalam undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal I merumuskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[13]
Menurut muhammad natsir pendidikan ialah suatu pimpinan jasmani dan rohani menuju upaya pendidikan islam tidak hanya terbatas pada satu dimensi tertentu, akan tetapi meliputi dan melingkupi semua aspek kehidupan manusia baik yang berdimensi ukhrawi maupun yang berdimensi duniawi. [14] Manusia pada dasarnya mempunyai sifat fitrah, konsep fitrah menunjukkan bahwa manusia membawa sifat dasar kebajikan dengan potensi iman (kepercayaan) terhadap ke-Esa-an Allah (tauhid) yang menjadi landasan semua kebajikan dan perilaku manusia.
Menurut Abd al-Rahman al-Bani, yang dikutip al-Nahlawi, tugas pendidikan Islam adalah menjaga dan memelihara fitrah peserta didik, mengembangkan dan mempersiapkan segala potensi yang dimiliki, dan mengarahkan fitrah dan potensi tersebut menuju kebaikan dan kesempurnaan.[15]
Sebagaimana teori Barat, pendidikan dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektik (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa). Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri. [16] Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma. yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Proses pemindahan nilai dan norma itu dapat dilakukan dengan berbagai cara.[17]
Dalam hal ini guru agama islam melalui pendidikan perlu juga mengadakan evaluasi dimana ini adalah suatu kegiatan proses penaksiran atas kemajuan pencapaian, pertumbuhan, dan perkembangan anak didik untuk tujuan pendidikan, pelaksanaan evaluasi menemukan relevansinya guna mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam tugas mengajarnya yang berfungsi untuk menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan dalam proses pengajaran baik yang berkaitan dengan materi maupun komponen lainnya.
Studi agama dan studi pendidikan islam selama ini juga terlalu normatif, yang lebih banyak bicara soal akhlak, etika dengan landasan-landasan keagamaan secara deduktif bukan landasan hasil penelitian lapangan atau observasi. Untuk itu penulis mengungkap bahwa kuatnya pengaruh lingkungan yang dapat membawa dampak negatif kepada siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir akibat segala bentuk pengaruh global dan tekhnologi yang dapat mempengaruhi karena landasan atau dasar pendidikan agama Islam yang tidak kuat. Perlu diakui bahwa dilingkungan Sekolah Menengah Atas tentu terdapat berbagai macam karakter dan sifat siswa khususnya siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir, dilingkungan Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin yang sangat akan pengaruh luar atau pengaruh lingkungan yang dapat merusak mental dan pola pikir mereka dari pengaruh negatif. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya guru pendidikan agama Islam terhadap mendidik siswanya agar pemahaman tentang islam dapat menghindarkan mereka dari pengaruh negatif akibat dari pengaruh lingkungan, mendidik mereka menjadi orang yang beriman dan melaksanakan sholat lima waktu sebagai pondasi dalam menuntut ilmu yang diperoleh pada SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir .
Dalam undang-undang pendidikan nasional tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 2 bahwa: “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar republik indonesia tahun 1945,yang berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.[18]
Tujuan seperti diamanatkan dalam undang-undang tersebut menempatkan dimensi moral keagamaan sebagai bagian yang penting darinya akan tetapi kenyataan praktik pendidikan yang berlangsung belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Maraknya tawuran pelajar, konsumsi dan pengedaran narkoba yang merajalela, kurangnya rasa hormat anak kepada orangtua dan guru, rendahnya moral para penyelenggara negara dll.
Dari permasalahan diatas dapat dilihat betapa pentingnya upaya guru pendidikan agama islam mencegah dampak lingkungan masyarakat. Dari sinilah penulis tertarik melakukan penelitian tentang Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mencegah Dampak Lingkungan Masyarakat pada Siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah factor yang mempengaruhi Dampak Lingkungan Masyarakat pada Siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
b. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam Mencegah Dampak Lingkungan Masyarakat pada Siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
c. Upaya apa yang harus dilakukan untuk mencegah dampak pengaruh lingkungan pada siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir?
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun ruang lingkup pembahasan adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mencegah Dampak Lingkungan Masyarakat pada Siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
a. Ingin mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi Dampak Lingkungan Masyarakat pada Siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
b. Ingin mengetahui Apa saja kendala yang dihadapi Guru Pendidikan Agama Islam Mencegah Dampak Lingkungan Masyarakat pada Siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin.
c. Ingin mengetahui Upaya apa yang harus dilakukan guru Pendidikan Agama Islam untuk mencegah dampak pengaruh lingkungan pada siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir ?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai :
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran melalui ide-ide atau gagasan sebagai wahana ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan islam serta sebagai referensi diperpustakaan dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
b. Sebagai input dan masukan kepada guru agama dalam melakukan upaya preventif kepada siswa SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin dalam menghadapi dampak pengaruh lingkungan.
c. Sebagai bahan informasi bagi guru atau pihak yang membutuhkan informasi mengenai efektivitas upaya preventif guru agama terhadap dampak pengaruh lingkungan pada SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran singkat dikemukakan garis-garis besarnya tentang isi skripsi ini maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Dalam Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari
BAB I. Pendahuluan yang berisi latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kerangka teori yang merupakan diskripsi teori atau tinjauan pustaka yang membahas tentang peranan guru agama dalam pendidikan,hubungan guru dengan siswa, serta hal-hal yang mempengaruhi sikap siswa.
BAB III Prosedur penelitian yang berisikan tentang lingkup penelitian, jenis penelitian, sumber data, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data serta analisis data.
BAB IV Laporan hasil penelitian berisikan tentang gambaran umum lokasi objek penelitian dan penyajian data hasil penelitian.[19]
BAB V Pembahasan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang gagasan penelitian, seerta penafsiran dan penjelasan dari temuan atau teori yang diungkap dari lapangan.
BAB VI Penutup yang memuat tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan dan dijadikan dasar untuk memberikan saran bagi objek penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan Guru Agama Dalam Pendidikan
Peranan artinya: “Suatu bagian memegang pimpinan yang terutama (terjadinya suatu hal atau peristiwa)” misalnya tenaga ahli dan buruh yang memegang peranan penting dalam pembangunan negara”.[20] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa peranan merupakan “seperangkat tingkat yang diharapkan untuk dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan dalam masyarakat atau yang merupakan bagian utama yang harus dilakukan”.[21]
Adapun peranan yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah peran atau keikutsertaan guru pendidikan agama Islam dalam membina sikap atau tingkah laku siswanya, ketingkat yang lebih baik dan sempurna. Dengan kata lain diartikan bahwa pengertian peranan adalah peran serta atau usaha guru agama Islam dalam mendidik, membina, membimbing serta mengarahkan siswa kepada yang lebih baik dan sempurna, memberi contoh yang baik, menjalin kerjasama dengan orang tua siswa, pengawasan ketat serta pemberian sanksi.
Guru adalah profesi yang mulia, mendidik dan mengajarkan pengalaman baru pada anak didiknya. Apa yang membuat guru dikatakan hebat. Kualitas apa yang diharapkan pada diri seorang guru menurut orang tua dan siswa. Berikut adalah beberapa tips bagaimana menjadi guru berkarakter yang hebat : mencintai anak, bersahabat dengan anak dan menjadi teladan bagi anak, mencintai pekerjaan guru, luwes dan beradaptasi dengan perubahan, tidak pernah berhenti belajar. Apabila cirri-ciri tersebut dimiliki oleh guru alih-alih disebut sebagai guru yang berkarakter, tentu kesalahan dunia tidaka akan terjadi. [22]
Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka guru memegang peranan penting. Oleh sebab itu guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi lebih dari itu terutama dalam membina sikap dan ketrampilan mereka. Untuk membina sikap murid di sekolah, dari sekian banyak guru bidang studi, guru bidang studi agamalah yang sangat menentukan, sebab pendidikan agama Islam sangat menentukan dalam hal pembinaan sikap siswa karena bidang studi agama banyak membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah dan akhlakul karimah.
Menurut Al-Ghozali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia mengalami kegagalan dan tugasnya, sekalipun peserta didiknya mempunyaa prestasi akademis yang luar biasa. Hal itu mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan amal saleh. [23]
B. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Guru adalah seorang pendidik yang professional, ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah yang juga dibangun. Guru tidak sendirian dalam belajar sepanjang hayat, lingkungan sosial guru, lingkungan budaya guru, dan kehidupan guru perlu diperhatikan oleh guru. Sebagai pendidik, guru dapat memilih dan memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut yang sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi disekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut : (a). menyelengarakan tertib disekolah (b). membina disiplin belajar tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah (c). membina belajar tertib pergaulan dan membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga Agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Upaya mendidikkan belajar “tertib hidup” merupakan kerja sama sekolah dan luar sekolah.[24]
C. Hubungan Guru Dengan Siswa
Sebuah kendaraan yang memberikan kontribusi untuk siswa belajar optimal adalah kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang tepat dengan siswa, hubungan yang menjadi motivator bagi mereka yang terlibat dalam pengalaman pembelajaran. Hubungan Pengajaran melibatkan penggabungan dari sejumlah teknik yang dirancang untuk memungkinkan guru dengan kepribadian yang berbeda, gaya pengajaran bervariasi, dan mereka yang mengajar di bidang yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan hubungan manusia yang dapat mengarah pada upaya peningkatan dan partisipasi siswa.
Karena hubungan guru-murid yang memiliki pengaruh signifikan terhadap berbagai hasil, penyelidikan mengenai bagaimana hubungan yang berbentuk dan apa yang menentukan kualitas hubungan-hubungan yang penting bagi upaya intervensi untuk mendorong , hubungan yang hangat antara guru dan siswa. Sejauh ini, sejumlah karakteristik siswa telah dikaitkan dengan hubungan guru-murid. Oleh karenanya guru dan murid sangat erat kaitannya.
1. Devinisi peserta didik dalam pendidikan islam
Dengan berpijak pada paradigma “belajar sepanjang masa” maka istilah yang tepat untuk menyebut individu yang menuntut ilmu adalah peserta didik dan bukan anak didik. Peserta didik cakupannya lebih luas, yang tidak hanya melibatkan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Sementara istilah anak didik hanya dikhususkan bagi individu yang berusia kanak-kanak. Penyebutan peserta didik ini juga mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan tidak hanya di sekolah (pendidikan formal), [25] tetapi juga lembaga pendidikan dimasyarakat, seperti majlis taklim, paguyuban, dan sebagainya. Adapun disini yang peneliti adakan penelitian ialah pada anak didik.
Dengan memperhatikan uraian tentang berbagai macam kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut, maka dapat ditegaskan bahwa peranan guru disekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan pembelajaran, tetapi harus memikul tanggung jawab yang lebih banyak, yaitu harus menjadi teladan yang professional dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Guru harus mempunyai kesempatan lebih banyak melibatkan diri dalam kegiatan diluar sekolah. Kompetensi merupakan pra syarat yang tidak dapat ditawar-tawar lagi keberadaannya. Kompetensi keguruan memiliki pengaruh yang besar bagi terbinanya proses belajar mengajar yang sempurna. Proses belajar akan berjalan sempurna serta menghasilkan lulusan yang berkualitas, manakala yang mendidik mereka dalah para guru yang berkompeten dan berkualitas. Sebaliknya, dapat dipastikan bahwa suatu lembaga pendidikan tidak akanmenghasilkaan lulusan yang berkiualitas, manakala guru yang mendidik mereka tidak memiliki kompetensi keguruan, malahan akan menambah jumlah siswa-siswa yang tidak lulus ujian nasional (UN).
2. Peran dan Tugas Pokok Guru
Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar (Guru) ternyata bervariasi, tergantung kepada cara mempersiapkan dan memandang apa yang menjadi perang dan tugas pokoknya.
a. Guru sebagai pengajar
Guru harus menampilkan pribadinya sebagai cendikiawan (scholar) dan sekaligus juga sebagai pengajar (teacher) denagn demikian yang bersangkutan harus menguasai :
1) Bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik aspek subtansinya maupun metodologi penelitian dan pengembanggannya.
2) Cara mengajarkannya kepada orang lain atau bagaimana cara mempelajarinya.
b. Guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik
Sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuan dan sekaligus sebagai pendidik, sebagai berikut;
1) Menguasai bidang disiplin yang diajarkannya.
2) Menguasai cara mengajarkan dan mengadministrasikannya.
c. Memiliki wawasan dan pemahaman tentang seluk beluk kependidikan, dengan mempelajari : filsafat pendidikan, sejarah pendidikan sisiologi pendidikan, dan psikologi pendidikan.
Konsorium Ilmu pendidikan yang dikembangkan oleh T. Raka joni, mengetengahkan unsure-unsur program pendidikan guru itu hendaknya mencakup :
1) Bidang kajian umum yang berlaku bagi setiap program studi di jenjang pendidikan tinggi (MKDU)
2) Bidang ilmu sebagai sumber bahan ajar (MKK-bidang studi)
3) Bidang pemahaman mendalam atas peserta didik (MKDK-kependidikan)
4) Biadang teori dan keterampilan keguruan (MKK-keguruan)[26]
3. Peningkatan Peran Guru
Penelitian kelas (classroom research) membentuk hipotesis-hipotesis professional tentang pengajaran yang didasarkan ats pengalaman mengajar proses ini mendorong para pengajar untuk menggunakan classroom sebagai upaya dalam mewujudkan pengajaran
Dalam keadaan demikian, peranan guru akan lebih terlihat, karena dapat menggunakan refleksi pemikiran kritis tentang keahlian yang dimiliki, untuk tujuan perbaikan pengajaran.[27]
D. Pembinaan Tingkah Laku Siswa
Membina tingkah laku siswa seorang guru agama pada dasarnya sama seperti guru-guru pada bidang studi pelajaran lainya akan tetapi guru Agama mempunyai peran yang lebih dipentingkan adalah segi pembentukan akhlak anak. Dengan demikian, jelaslah bahwa kalau mengajar itu mengenai segi inteleknya, maka mendidik adalah menyangkut perasaan; antara akal dan perasaan memang memiliki hubungan yang erat. Tugas sebagai guru merupakan salah satu amanah dan oleh karenanya harus dijalankan denagan sebaik-baiknya. Dalam hal ini Allah SWT menganjurkan seperti dalam firmannya sebagai berikut:
* ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù't br& (#rxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$#
br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏèt ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿx #ZÅÁt/ ÇÎÑÈ
Artinya :
“sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesunguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baaiknya kepadamu. Sesunguhnya Allah adalah Maha Pendengar lagi Maha Melihat” (QS.annisa’58)[28]
Didalam surat diatas dapat kita ambil ma’nanya bahwasanya mendidik dan mengajar ialah suatu amanat dari Allah SWT yang wajib bagi semua orang dengan memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepada seseorang yang berhak menerimanya yaitu anak didik karna sesungguhnya Allah memberi pengajaran kepada kita dengan pengajaran yang baik.
Hak dan kewajiban orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua dari anak usia wajib beljar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. [29]
E. Hal-hal Yang Mempengaruhi Sikap Siswa
Sehubungan dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya pendidikan dalam satu negara, ilmu pengetahuan dan teknologi selalu sejalan. Maka dengan adanya seperti ini lingkungan pendidikan akan sangat peka terhdap pengaruh lingkungan. Banyaknya hal-hal yang mempengeruhi mental dan sikap membuat para guru sering mendapt kendala dalam menghadapi siswa. Adapun hal-hal yang mempengaruhi sikap siswa tersebut khususnya di SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir misalnya kenakalan remaja (merokok, minum minuman keras, perzinahan, narkoba, perjudian,dll), kurangnya kedisiplinan siswa terhadap peraturan tata tertib sekolah, dasar spritul tentang agama masih sangat minim.
Adanya perbedaan pendapat dari beberapa kalangan yang salah mengartikan tentang pengamalan larangan kekerasan pada anak sehingga banyak anak yang sering menentang pendapat guru bahkan melawan dengan binaan yang diberikan oleh guru tersebut. Banyak siswa yang terang-terangan memperlihatkan diri merokok diluar lingkungan sekolah pada jam sekolah.
Hal ini yang menyebabkan keterbelakangan mental yang doyan untuk melawan guru disekolah.
1. Merokok
Salah satu yang besar pengaruhnya dilingkungan remaja saat ini adalah kebiasaan merokok,dari kebiasaan-kebiasaan seperti ini awalnya terpengaruh oleh teman sepergaulan yang mengajak untuk mencoba hal tersebut. Kebanyakan pengaruh merokok dimulai dari saat masih duduk disekolah menengah pertama (SMP), padahal merokok bagi tubuh mereka belum dapat disentuh yang berbau yang namanya asap rokok. Sampai akhirnya mereka tidak tau mudarat yang mereka dapat merusak organ tubuh yang mencakup fungsi otak dalam memperoleh mata pelajaran dalam proses pembelajaran. Selain dari pada itu, kebiasaan merokok terbawa-bawa sampai kejenjang pendidikannya. Kebiasaan meroko sudah sulit untuk dihentikan. Merokok juga dapat mempercepat kerusakan hati dan paru-paru yang menyebabkan batuk tiada henti hingga mengeluarkan darah dari mulut. Hal ini yang dialami oleh sebahagian siswa sekarang ini khusus jenjang pendidikan SMA Sederajat.
2. Pergaulan bebas (perzinahan)
Pergaulan bebas merupakan perilaku yang sangat bertentangan dengan norma-norma khususnya norma agama, pergaulan bebas saat ini sudah sangat memperihatinkan dan mencakup kalangan remaja yang mulai baliq (beranjak dewasa). Tindakan atau perilaku seperti ini bukan hanya terjadi dikota saja, bahkan hal ini sudah terjadi didaerah yang belum tercium oleh suasana perkotaan. Khusus untuk pergaulan bebas masih sulit untuk mengantisipasinya oleh karena biasanya ini dilakukan ditempat-tempat yang tidak terlihat oleh orang lain dan mereka yang melakukan merahasiakan kejadiannya kepada orang utamanya kepada orang tua mereka masing-masing. Orang tua mereka sudah mempercayai mereka untuk melakukan kegiatannya malah mereka menyalahgunakan kepercayaan orang tua. Alasannya pergi untuk kesekolah namun mereka janjian dengan pasangannya untuk bertemu ditempat yang tidak terlihat dan ditau oleh orang-orang terdekat mereka khususnya para orang tua. Pergaulan bebas sudah sangat menjamur dikalangan kaula muda saat ini, hal ini menyebabkan terlalu banyak orang-orang terinfeksi HIV atau penyakit kelamin lainnya, timbul pelecehan seksual, pemerkosaan, dan lain-lain. Orang yang pernah atau sering melakukan pergaulan bebas (perzinahan) akan memudahkan dia untuk mempengaruhi orang-orang lain khususnya teman-teman sepergaulannya.
3. Narkoba
Kata narkoba sudah tidak asingnya lagi untuk didengarkan oleh karena narkoba juga sudah merjalela dikalangan remaja bahkan sampai keorang yang telah dewasa. Narkoba merupakan obat-obatan yang sangat terlarang dan dampaknya sangat berat, baik siksaan dari fisik maupun mental juga mengganggu aktivitas yang lain. Jika ingin mengkaji lebih jauh tentang narkoba rata-rata orang sudah mengenal dan mengetahui mudaratnya baik dari segi kesehatan maupun dari segi agama.
4. Minuman Keras
Lingkungan masyarakat sekarang ini sudah sangat relevan terhadap yang namanya minuman keras, dimanapun itu kita sering mendengar bahkan dilihat orang yang meminum minuman keras yang jenisnya bermacam, minuman keras diperkotaan lain jenis minuman kerasnya, lain juga didaerah diluar perkotaan. Dari dulu sampai sekarang minuman keras sangat dilarang sejak manusia mengenal tentang mudarat yang ditimbulkan oleh anggur. Minuman keras dapat merusak hati, jantung, dan paruparu bahkan dapat menimbulkan kanker dan leaper. Minuman keras tidak jauh beda dengan poin-poin diatas yang telah dijabarkan. Kesemua bentuk perilaku negative diatas sudah mencakup dilingkungan khususnya dalam penelitian ini yaitu didaerah Kecamatan Margo Tabir yang mencakup mengantisipasi dampak dari pengaruh lingkungan bagi siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir.[30]
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sehubungan dengan penelitian ini, dibutuhkan adanya objek penelitian yang disebut populasi, guna memperoleh data konkret dan akurat sebagimana yang dibutuhkan dan diperlukan dalam pengumpulan data. Sudjana memberikan pengertian tentang populasi, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengurangan, kuantitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.[31] Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir yang berjumlah 362 orang yang terbgi dalam 11 kelas yaitu tingkat XA, XB, XC, XD XI IPS, XI IPA1, XI IPA2, XII IPS1, XII IPS2, XI IPA1, XI IPA2, dan guru agama 3 orang yang terbagi atas 3 tingkatan kelas yakni kelas satu sampai dengan kelas tiga.
Untuk itu dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 1
Keadaan Siswa dan GuruAgama SMAN 13 MERANGIN
Kecamatan Margo Tabir Kabupaten Merangin
Tahun 2013/2014
No. | Populasi | Jumlah | Sampel |
1. 2. 3. 4. | Kelas I Kelas II Kelas III Guru Agama | 120 Orang 122 Orang 120 Orang 3 Orang | 9 Orang 10 Orang 11 Orang 3 Orang |
Jumlah | 362 Orang | 33 Orang |
Sumber data : SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir 2013/2014
Pengertian lain yang dikemukakan oleh sutrisno hadi, bahwa populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah peduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.[32] Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir .
2. Sampel
Sebagaimana lazimnya dalam suatu penelitian ilmiah tidak semua populasi harus diteliti tetapi dapat saja dari populasi tersebut. Hal ini didasarkan pada pertimbangan keterbatasan kemampuan, biaya,t enaga, dan sebagainya sehingga peneltian ini dilakukan bukan terhadap populasi tetapi dilakukan terhadap sampel-sampel yang diambil harus mencerminkan keadaan umum populasi, atau dengan kata lain sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercermin pula dalam sampel yang diambil.
Sumanto, mengemukakan pengertian sampel, yaitu proses pemilihan individu untuk suatu atau penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar yang mana orang itu dipilih. Artinya bahwa sampel yang dipilih adalah populasi atau wakil atau mewakili populasi.[33]
Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan tentang jumlah sampel penelitian bahwa:Mengenai besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku atau rujukan yang pasti, sebab keabsahan dari populasi terletak dari sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak,bukan besar atau banyaknya.Artinya bahwa sampel yang dipilih mencerminkan karakteristik populasi.[34]
Dalam penentuan sampel penelitian ini,penulis menggunakan tekhnik randominasi yaitu responden yang menjadi sampel diambil dengan jalan pengacakan. Untuk itu penulis menetapkan kelas I 9 Orang, kelas II 10 Orang dan kelas III 11 Orang. Adapun guru agama tiga orang. Jadi jumlah sampel 33 Orang yang diharapkan dapat memberi data tentang upaya guru pendidikan agama Islam mencegah dampak pengaruh negatif lingkungan masyarakat pada siswa SMAN 13 MERANGIN Kecamatan Margo Tabir .
B. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan informasi (data) yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan, maka data yang dibutuhkan itu dikumpulkan melalui prosedur tertentu mengenai sistem pendidikan dan faktor penghambat dan pendukung. Jadi kegiatan penelitian, tekhnik pengumpulan data merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti. Penggunaan pengumpulan data ini sifatnya lebih disesuaikan pola analisis kebutuhandan kemampuan peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode field research yaitu suatu cara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan cara terjun langsung kelapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini sebagai berikut:
a. Liberary Research( riset kepustakaan ) yaitu suatu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas dalam skripisi ini dengan menggunakan teknik-teknik atau kutipan-kutipan sebagai berikut :
1. Kutipan langsung yaitu mengutip suatu buku sesuai dengan aslinya tanpa mengubah redaksi dan tanda bacanya atau dengan kata lain mengutip pendapat ahli dengan aslinya.
2. Kutipan tidak langsung yaitu mengutip suatu buku dengan mengubah redaksinya namun tujuan tetap sama dengan sumber aslinya yang dikutip, kutipan ini adalah berbentuk ihktisar yang merigkas pendapat ahli yakni kutipan garis besarnya saja.
b. Field Research( riset lapangan ) yaitu suatu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian dilapangan atau lokasi yang telah ditentukan dalam skripsi.
C. Prosedur Pengumpulan Data
1. Penelitian kepustakaan
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara membaca dan menelaah buku-buku perpustakaan serta majalah yang ada dan erat hubungannya dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.[35]
2. Penelitian lapangan
Yaitu penulis terjun dilapangan untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan terhadap suatu pokok masalah yang ada dan erat hubungannya dengan problematika yang dibahas dalam skripsi ini.
Adapun metode yag dipergunakan untuk memperoleh data dilapangan adalah:
a. Interview.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. [36]
b. Observasi
Tekhnik oservasi ialah pengamatan yang dilakukan terhadap objek ketika berlangsung kegiatan. [37]Dalam hal ini, metode penelitian dengan cara mengamati sejauhmana pelaksanaan upaya preventif.
c. Dokumentasi.
Metode dokumentasi sebagai suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada disetting penelitian. Menurut Guba dan lincoln dalam Lexy J.Moleong, ada beberapa alasan dari penggunaan dokumentasi, antara lain: a).dokumen dan record merupakan dokumen yang stabil,kaya dan mendorong; b).berguna sebagai bukti untuk suatu kajadian; c).memiliki sifat yang alamiah;d)murah dan mudah diperoleh;dan e)tidak sukar untuk ditemukan. [38] Untuk itu, penulis memperoleh data dari dokumen atau catatan yang ada di SMAN 13 Merangin Kecamatan Margo Tabir kemudian dikutip dlam bentuk tabel.
d. Angket.
Tekhnik angket adalah membagikan daftar pertanyaan kepada sejumlah sampel untuk dijawab secara jujur.[39]Untuk itu,penulis membagikan daftar pertanyaan kepada 30 orang peserta yang ditunjuk mewakili populasi siswa dan 3 orang guru agama.
D. Teknik Analisis Data
Tekhnik penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah:
a. Kualitatif
Yaitu penulis hanya menitik beratkan pembahasan skripsi pada segi-segi nilai kemudian disusun atau dikumpul secara baik dan teratur lalu dianalisa.
b. Kuantitatif
Yaitu penulis menitikberatkan pembahasn skripsi yang berupa prosentase lalu dianalisa. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisa data yang terkumpul tersebut, adalah:
c. Induktif
Yaitu suatu cara berfikir dengan memecahkan persoalan yang bertitik tolak dari pengalaman atau pengetahuan yang khusus dan fakta-fakta tertentu,yang kemudian penulis mengemukakan suatu kesimpulan yang bersifat umum.
d. Deduktif.
Yaitu suatu cara berfikir dengan memecahkan persoalan yang bertolak dari hal dasar serta kaedah-kaedah umum,kemudian menganalisis atau menjabarkannya ke hal-hal yang khusus.
e. Komparatif.
Yaitu suatu cara berfikir dengan menganalisis data dan mengambil kesimpulan dengan terlebih dahulu membandingkan antara beberapa pendapat atau beberapa data yang ada.
E. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini. [40] Ada empat macam Triangulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori.
Penelitian ini penulis menggunakan triangulasi dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintah.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: Pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. Sedangkan, Triangulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara induktif dan secara logika.
Berdasarkan teknik triangulasi tersebut di atas, maka dimaksud untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh di lapangan tentang upaya guru pendidikan agama islam mencegah dampak lingkungan masyarakat pada siswa SMAN 13 Merangin kecamatan margo tabir kabupaten merangin. Dari sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung jawab keseluruhan data yang diperoleh di lapangan dalam penelitian tersebut.
F. Jadwal penelitian
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian dilapangan, maka penulis menyusun agenda sebagai berikut :
No | Jenis Kegiatan | B u l a n | |||||||||||
IV | V | VI | |||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | ||
1. | Pembuatan /Pengajuan Proposal | | | | | | | | | | | | |
2. | Perbaikan Hasil Seminar | | | | | | | | | | | | |
3. | Pengurusan Izin Riset | | | | | | | | | | | | |
4. | Penjajakan Lapangan | | | | | | | | | | | | |
5. | Pelaksanaan Riset | | | | | | | | | | | | |
6. | Penulisan Skripsi | | | | | | | | | | | | |
7. | Perabaikan Pembimbing | | | | | | | | | | | | |
8. | Penggandaan Skripsi | | | | | | | | | | | | |
DARTAR PUSTAKA
Ali ,Muhammad Daud. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Azra, Azyunardi. 2000. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta : Logos
Daradjat, Zakiah, dkk. 992. IlmuPendidikan Islam . Jakarta : Bumi Aksara
Departemen Agama RI. 1981. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta
_________Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Cipta Jaya
_________Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta,
Hasibuan,Lias, Kurikulum Dan Pemikiran Pendidikan,Jakarta : Gaung Persada Press
http://wordpress. /20/02/2013. Com. hal-hal yang mempengaruhi sikap siswa.
Moleong J. Lexy. 2002. Penelitian Kualitatif, Jakarta : Remaja Rosda Karya
Mujib, Abdul. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
Muhaimin. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multimensional, Jakarta : PT Bumi Aksara
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, http://www. pengertian islam.com akses april 2013
______. 2001. Metodologi Research, Bandung : Pustaka
Natsir, Muhammad. 2008. Dasar-dasar Pendidikan Islam. Jakarta : Media Aktualisasi Pemuda L Nacupa
Salim, Abd Muin. 1985. Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Panduan penulisan Proposal dan Skripsi edisi revisi tahun 2012. STAI SMQ Bangko.
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Raharja,Umar Tirta. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2010. Pegembangan profesi gugu. Alfabeta,CV
Sudjana. 1992. Metode Statistika, Bandung : Tarsito
. ______ 1998. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru
Sutrisno, Hadi. http://www. pengertian populasi.com /akses/februari/ 2013
Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta : Andi Offset 1, 1990
Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Winarno,Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Bumi Aksara.
[7] Azyunardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,. Jakarta; logos, 2000, hlm.7.
[11]Umar Tirta Raharja, Pengantar Pendidikan , Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Hlm .132.
[14] Muhammad Natsir,Dasar-dasar Pendidikan Islam (Jakarta; Media Aktualisasi Pemuda L Nacupa, 2008) h. 85
[21] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982. Hlm . 667.
[33] Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta : Andi Offset 1, 1990. Hlm. 23